Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pudarnya Pesona Sastra Masa Kini di Kalangan Siswa

1 November 2023   17:04 Diperbarui: 12 Desember 2023   02:54 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kegiatan di kelas. (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Peran para dosen,  guru yang mengampu bidang disiplin ilmu sastra yang menjadi tolak ukur.  Seberapa besarkah pengaruh mereka dalam menggalakkan budaya meneliti di bidang sastra?  

Sebagai pengetahuan awal bagi pembaca.  Pengalaman  penulis sejak Tahun 2007 mengajar mata kuliah Metode Penelitian Bahasa dan Sastra Indonedia di perguruan tinggi,  membuktikan bahwa banyak mahasiswa yang ingin meneliti tentang sastra. 

Ketidaktahuan mereka tentang apa yang diteliti, bagaimana meneliti,  bagaimana mengumpulkan data serta apa manfaat dari penelitian sastra sesungguhnya? Pertanyaan- pertanyaan seperti ini terus saja menghadang  mereka ketika hendak menuju gerbang penelitian.  

Tidak sedikit dari mereka yang sudah  menetapkan masalah penelitian yang mengarah pada penelitian sastra,  akhirnya harus gagal dan dialihkan ke penelitian lain, karena hal pengetahuan tentang penelitian sastra tidak ada atau sama dengan nol. 

Para dosen, guru, dan praktisi penelitian khususnya sastra,  hal ini hendaknya menjadi perhatian ekstra. Untuk keluar dari permasalahan yang menggurita dalam kehidupan sastra Indonesia,  penulis mencoba menawarkan beberapa solusi.

1. Budayakan Pengenalan Sastra Sejak Dini
 Sastra merupakan sebuah karya estetik,  kreatif dan imajintif. Melalui sastra karakter berpikir anak lebih mudah diarahkan.  Perhatikan contoh yang terjadi di sekitar kehidupan anak hari ini.  

Mereka dibesarkan dan dididik oleh film- film barat yang penuh dengan imajinasi merusak karakter bangsa.  Bukankah mereka adalah aset masa depan kelak? 

Seandainya kita sebagai orang tua mulai mengenalkan  budaya negeri ini secara simultan tentang nilai-nilai keluhuran sejak dini sama seperti mengenalkan nilai - nilai religi.  Jika hal ini digalakkan,  maka otomatis kelak budya meneliti sastra menjadi subur dan berkembang.

2. Peran Praktisi,  Dosen dan Guru Sastra

Bahasa Indonsia adalah mata pelajaran penghela, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi.  Salah satu materi yang ada dalam pelajaran tersebut adalah materi sastra. 

Menggalakkan minat siswa dan mahasiswa terhadap materi sastra adalah langkah nyata dalam membangun kembali nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa yang makin rapuh lewat karya sastra.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun