Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pudarnya Pesona Sastra Masa Kini di Kalangan Siswa

1 November 2023   17:04 Diperbarui: 12 Desember 2023   02:54 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kegiatan di kelas. (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Dalam ranah penelitian,  penelitian dibagi dalam dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan kulitatatif.  Kedua jenis penelitian ini memiliki perbedaan dan karakteristik yang signifikan. 

Namun yang menjadi pokok pengembangan tulisan  adalah pendekatan kualitatif.  Pendekatan kualitatif mempunyai banyak turunan  jenis penelitian.

 Salah satu jenis penelitian dari kulitatif adalah penelitian sastra.  Kemudian penelitian sastra juga merupakan bahagian terbesar yang mempunyai turunan jenis penelitin tersendiri. 

Menurut Edasawara  (2011 :79) Penelitian sastra di Indonesia belum sepopuler penelitian di bidang lainnya. Hal ini bisa dimaklumi, karena peminat penelitian sastra masih kurang banyak  belum memahami metodologi penelitian sastra. Hal inilah yang membuat penelitian sastra di Indonesia terasa kering. 

Membosankan dan cenderung hanya dianggap sebagai rutinitas belaka. Bila asumsi ini dipakai oleh sebagian besar masyarakat makan akan timbul anggapan bahwa penelitian sastra hanya akan menghasilkan dupikasi-duplikasi yang tidak kontribusi bagi pembaca atau pun masyarakat pada umumnya.  

Hal di atas,  jika ditinjau dalam masyrakat sastra khususnya para peneliti muda yang bergerak di bidang sastra,  mereka sebagai generasi penerus budaya bangsa belum mempunyai motivasi yang kuat untuk membongkar segala tanda dan makna yang menyelinap di balik manuskrip sastra yang berhulu ledak tinggi dalam mengubah tataran berpikir tingkat tinggi. 

Mereka lebih senang meneliti pada tataran kuantitatif yang sifatnya lebih instan dan cepat.  Proses pembuktian sebuah teori yang sedang berkembang dalam berbagai disiplin ilmu menurut mereka lebih mudah,  daripada melahirkan sebuah teori baru.  

Di negara- negara maju di dunia ini,  penelitian yang digalakkan adalah penelitian kualitatif.  Walaupun pada awal keluar pendekatan ini dianggap remeh oleh sebagian ahli penelitian pada waktu itu. 

Seiring perkembangan ilmu,  ternyata penelitian ini mempunyai peran yang luar biasa terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.  

Kembali kepada penelitian sastra sebagaimana yang sudah dijabarkan,  bahwa para pegiat literasi sastra zaman sekarang hampir tidak menaruh minat sedikitpun terhadap penelitian sastra. 

Hal ini  tidk dapat disimpulkan bahwa mereka tidak punya kompentensi terhadap penelitian sastra.  Secara genetika,  mereka tidak dilahirkan sebagai generasi sastra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun