Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Semusim

31 Oktober 2023   07:38 Diperbarui: 31 Oktober 2023   07:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

 

Hampir empat tahun dendang

Baca juga: Surga di Ujung Jari

itu tak berdendang.

Itu dendang semusim, 

liriknya menarik menggoda jiwa
Berkisah tentang petuah  satu pelita.

Musiknya ditabuh tak beraturan 

Membingungkan para penikmat

Hampir empat tahun  pidato itu tak bergema.

mobil mogok tanpa aki    parkir di kantong-kantong pemilih 

kalender kedaluarsa mulai disebarkan
kartu pengenal dengan gelar kaki lima masuk merasuk setiap saku 

Hampir empat tahun janji palsu  itu tak membusur 

Janji kemakmuran terucap secara latah 

Hampir empat tahun  KTP  tak lekang di dompet

Kini puluhan bal diperbanyak,
Sebagai tangga menuju puncak bermartabat
Berlusin-lusin sarung di toko kain mulai mencari mangsa
Beras murah keluar dari lumbung untuk mengisi lambung 

Hampir empat tahun  hikayat itu tak bercerita

Cerobong politik mulai berbenah karena pesta sudah  digelar.

 Kisah abu nawas diperankan oleh badut- badut demokrasi.
Alur cerita memeras bola mata
Endingnya tetap tokoh utama sebagai pemenang 

Lhokseumawe, Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun