Hanya guru itu sendiri yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Selama ini mereka sudah merasakan hal itu,  ketika  tampil di kelas -kelas pembelajaran. Dulu mereka berfungsi sebagai sumber ilmu atau pustaka berjalan di tengah kehidupan siswa. Namun  sekarang mereka hanya berfungsi sebagai salah satu fasilitator di kelas belajar.Â
Menjadi fasilitator adalah sebuah tugas yang membutuhkan kepribadian yang kompleks sehingga menarik minat belajar peserta didik. Dengan memiliki sikap dan kepribadian yang baik dan berkarakter menjadikan guru untuk ditiru dan digugu.Â
Namun dengan kondisi negeri dan arus informasi yang begitu deras, sehingga akhlak masyarakat mulai rubuh digerus arus perubahan yang mengerikan apakah guru masih bisa ditiru dan digugu? Lagi- lagi hanya guru yang mampu menjawab pertanyaan tersebut.Â
Guru Harus Mempersiapkan Diri
Menjawab tantangan Artifisial Inteligensi ( AI) para guru harus mempersiapkan atau meng -Update diri semaksimal mungkin di tengah gempuran teknologi seperti ini. Jika para guru masih menggunakan pola zaman dahulu dengan mengandalkan materi pembelajaran yang dapat dil  kampus ketika masih menjadi mahasiswa, siap - siap untuk digilas zaman dan dijauhi peserta didik. Ini zaman gila! Semua bisa dikerjakan dalam waktu cepat dan menghasilkan produk yang berkualitas.Â
Para guru harus mengulik ulang semua kompetensi yang dimiliki diarahkan kepada teknologi untuk dapat menyandingkan dan menggunakan kecerdasan Artifisial Inteligensi  (AI) sebagai media belajar. Jauhilah dari konsep usia " bahwa kita sudah tua' tidak ada waktu lagi. Kalau masih bersandar pada hal tersebut dan tidak berani keluar dari zona nyaman. Siap -siap saja para guru akan menjadi penggnguran berllmu dan berdedikasi tinggi dalam pendidikan.Â
Para guru memang tidak disiapkan untuk jadi penganguran berilmu dan berdedikasi terhadap pendidikan. Bila hal di atas tidak jadikan sebagai pertimbangan untuk bertahan di;tengah gempuran aplikasi  yutuber dan google sebagai mesin pencari.
SimpulanÂ
Intinya hanya kepribadian yang tersisa untuk bisa bertahan dan menjadi guru saat ini . Selebihnya sudah  ditemukan cara- cara baru mendapatkan pengetahuan, konsep dan ketrampilan  dalam kecerdasan Artifisial Inteligensi (AI) Kecerdasan ini terus diperbarui seiring perkembangan zaman. . Semoga tulisan ini menjadi masukkan  kepada para guru dimanapun berada. Mari kita jadikan tulisan ini sebagai introspeksi diri dalam menghadapi  pembelajaran yang begitu canggih dan menarik.
Penulis adalah Pemimpin Jurnal Aceh Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H