Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surga di Ujung Jari

27 Oktober 2023   14:21 Diperbarui: 15 Januari 2024   10:27 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Muklis Puna

sebatang lentingan lemah  terhimpit di antara dua jari

jasadnya berdesis  saat api mengunyah  serbuk dalam  jemari
Racun putih  mengepul di ujung sumbu
jari- jemari menguning  dihinggap madat
jiwa pecandu melayang seolah pamit pada jasad 

sebatang lentingan tuba  bertengger di ujung jari
udara  putih keluar masuk lewat rongga
menukik ke jantung mengabarkan kematian
menari berlari lalu berteduh di belahan kanan
menjemput ajal lalu  berlomba  dengan pecabut nyawa


sebatang lisong perusak saraf  
terhimpit  antara jemari dan bulan sabit
diburu para pecandu surga semu
Idola  para penikmat  semusim
setelah itu   dipijak dan digesek
ketika  sumbu  mulai padam

sebungkus kemasan tuba pemutus saraf


bereaksi memasang gaya
tumbalmu bertaburan  di nusantara
ketika maharmu masuk senayan
penikmat surgamu  kelimpungan mencari sokongan
alasan basi bau terasi dihembuskan
agar kau dijadikan tuhan sejengkal

sejengkal lilin berasap menghiasi saku anak negeri
tak peduli status sosial asal rupiah menguap
matanya buta
suatanya bisu
telinganya tuli 

si kaya, 

si miskin 

si pintar,
si bodoh 

 orang  alim, orang awan, presiden dan gelandangan bukan halangan
Semua menghamba pada asap secuil

Lhokseumawe, Oktober 2023


 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun