Â
Oleh Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Hampir semua lini kehidupan belajar, baik siswa , mahasiswa, guru, dosen, dan pihak akademisi manapun esai menjadi sebuah wadah yang menarik untuk diperbincangkan. Dimana -mana para penyelenggara event,  esai dijadikan sebagai indikator dalam menilai suatu tabulasi pikiran yang disampikan  secara sederhana. Pada dasarnya secara etimologis esai adalah sebuah tulisan yang memasalahkan masalah dengan menggunakan ragam bahasa popular dan komunikatif. Memasalahkan masalah dalam konteks esai adalah bukan mencari solusi terhadap permasalahan yang ada, namun lebih kepada menjadikan masalah  tersebut berkembang sebagai masalah dalam tulisan esai.
Dewasa ini, diksi  esai  menjadi lebih seksi  untuk dibicarakan. Mengingat hampir dalam berbagai kegiatan esai ini dijadikan sebagai indikator dalam menyampaikan gagasan.. Program Guru Penggerak (PGP) bagi Calon Guru Penggerak( CGP)  esai  merupakan suatu kewajiban yang harus dilengkapi oleh setiap calon peserta. Cukup banyak peserta yang tersandung tidak bisa melangkah ke proses berikutnya  karena esai yang ditulis tidak sesuai dengan harapan panitia penyelenggara.
Salah satu yang membuat esai ini menarik untuk dibicarakan dalam tulisan ini adalah menggunakan bahasa yang komunikatif, popular dan santai. Komunikatif  adalah adanya familiar atau rasa kekeluargaan antara penulis dan pembaca. Artinya, komunikasi bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami tanpa menggunakan istilah atau lambang  bahasa yang sukar. Mungkin inilah yang membedakan esai dengan jenis tulisan yang lain. Selanjutnya, esai dalam penjabarannya menggunakan bahasa yang popular, artinya  mudah dipahami oleh setiap pembaca meskipun mereka termasuk orang awam.  Bahasa popular bisa dipahami dalam sekali baca, tanpa harus bersusah - susah mencari makna dalam konteks Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI)
Bahasa popular juga dimaknai sebagai bahasa yang digunakan dalam kehidupan masyarakat  tanpa ada batasan strata sosial. Dengan kata lain,bahasa popular merupakan bahasa yang bias dari berbagai disiplin ilmu yang ada, baik berhubungan dengan istilah  maupun  konsep yang digunakan dalam pembahasan panjang. Biasanya bahasa popular ini berhubungan dengan diksi dan kata kata yang familiar dengan kehidupan  pembaca.
Sedangkan bahasa dalam ragam santai adalah ragam yang digunakan oleh setiap pembaca dalam kesehariannya. Ragam ini dianggap sebagai ragam familiar dengan pembaca. Artinya, seorang pembaca esai selalu siap kapan dan di mana saja apabila mengonsumsi esai sebagai bahan bacaan.
Agar pemahaman pembaca lebih terarah pada judul yang sudah disebutkan di awal tulisan ini, penulis mencoba berbagi pengalaman tentang bagaimana sih menulis dan mengembangkan sebuah tulisan esai? Untuk memudahkan hal tersebut, berikut penulis  sajikan  teknik  menulis esai sesuai dengan kaidah kebahasaan dalam ilmu menulis.
1.Menentukan Tema/ Topik EsaiÂ
Secara umum tema dipahami sebagai ide dasar dalam sebuah tulisan. Keberadaan tema  dalam tulisan bisa eksplisit dan implisit. Intinya tidak  ada petunjuk khusus  yang harus diikuti oleh penulis tentang keberdaan tema. Namun perlu dipahami, karena tema merupakan ide dasar sebuah tulisan,  maka sifatnya lebih luas dari judul tulisan yang akan dibangun menjadi tulisan esai.  Menurut KBBI tema adalah pokok pikiran dasar cerita dipakai sebagai dasar mengarang dan menulis.  Sedangkan topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang disesuaikan dengan tema. https://www.google.com/search?q=pengertian+tema+dan+topik&oq=pengertian+tema+&gs_ diakses tanggal 24 oktober 2023.
Merujuk pada kutipan di atas, terdapat perbedaan antara tema dengan topik . Hal ini terlihat pada tingkat keluasan masalah yang dijadikan tema.  Tema merupakan sebuah dasar atau asas dalam menulis. Ide dasar ini biasanya bersifat luas dan beragam. Agar tema yang dipilih lebih mengarah pada suatu bidang atau konsep tertentu , maka perlu dirumuskan suatu topik dari sebuah tulisan tersebut. Topik biasanya lebih bersifat khusus dan dijaikan acuan dalam pengembangan tulisan, baik meliputi pengembangan kerangka atau gagasan dari judul atau bab, subbab, dan  subjudul.
Berkaitan dengan esai, tema dari esai biasanya berhubungan dengan masalah -masal;ah yang terjadi dalam kehidupan umum, baik dalam dunia pendidikan, maupun dalam disiplin ilmu lain . Artinya, ada tema esai yang berhubungan dengan pendidikan, kesehatan , politik, agama, sosial dan lain-lain  Ketentuan utama dari sebuah tema yang ingin dikembangkan menjadi sebuah tulisan esai harus singkat dan padat. Singkat artinya permasalahan yang ada dalam tema harus fokus pada suatu bidang atau konsep. Sedangkan padat dalam pengertian tema  harus menggunakan bahasa yang padu dan terfokus pada suatu hal.Â
2.Menetukan Tujuan Penulisan
Tulisan esai pada dasarnya sama juga dengan  jenis tulisan lain yang mempunyai tujuan. Tujuan ini berfungsi untuk mengarahkan pembaca kepada maksud  yang ingin disampaikan oleh penulis esai ( Esais). Tujuan dari tulisan esai tentunya sama  tulisan lain secara umum, baik memberikan informasi, mendeskripsikan sesuatu, mempengaruhi, maupun menceritakan sebuah pengalaman, peristiwa atau apa saja yang bisa disajikan. Oleh karena itu, berdasarkan tujuan yang ingin dicapai penulis , maka esai juga terbagi dalam beberapa jenis.
Keberadaan tujuan penulis dalam esai biasa berada pada bagian pendahuluan dari esai itu sendiri. Dalam esai yang ditulis berdasarkan pendapat penulis terhadap suatu masalah biasanya tujuan penulis diberikan dalam bentuk pendapat pribadi yang disajikan dalam beberapa jenis. Pendapat  yang disajikan dapat berupa kritik, saran, evaluasi, dan prediksi terhadap suatu masalah yang disajikan penulis.
Selanjutnya, perumusan tujuan penulisan dalam esai dapat juga disampaikan secara vulgar dengan memberikan batasan kepada pembaca misalnya " Adapun Tujuan Penulisan Esai ini adalah..." Penyampaian tujuan penulisan esai seperti ini tentunya tidak bertentangan dengan bentuk dam teknik menulis esai. Namun, penempatan tujuan penulisan esai seperti ini menunjukkan kurangnya kreativitas penulis dalam membungkus tujuan dari tulisan itu sebenarnya.
Penulis (Esais) profesional lebih bijak dalam menempatkan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah tulisan. Kreativitas ini mengantarkan pembaca kepada tujuan penulisan sebuah esai sangat ditentukan dengan frekuensi menulis. Jam terbang seorang esais dalam mengembangkan sebuah tulisan sangat mempengaruhi  penempatan tujuan penulisan. Ketika pembaca dihadapkan pada teks esai yang disajikan oleh penulis ( Esais) profesional tidak terasa secara pelan-pelan pembaca sudah masuk dan memahami apa sih tujuan dari tulisan ini?
3. Merumuskan Masalah  dan Melakukan Riset Data
Masalah dalam sebuah tulisan adalah adanya sebuah korelasi antara harapan dan kenyataan terhadap suatu hal, konsep atau  peristiwa yang menjadi fokus bahasan. Selanjutnya, bukan saja  hubungan antara harapan dan kenyataan  saja yang dibicarakan dalam konteks ini. Namun  perbedaan yang mencolok pada  masalah  adalah  adanya  kesenjangan antara seharusnya dengan sebenarnya.  Dari ke dua perbedaan di atas, maka ditariklah sebuah topik dan diturunkan jadi judul dari tulisan yang akan ditulis.
Masalah yang  sudah ditetapkan secara mantap dari awal  harus ditentukan  dalam bentuk rumusan masalah. Pertanyaan mendasar yang muncul adalah mengapa masalah harus dirumuskan? Perumusan masalah  merupakan sebuah bingkai  (frame)  dari masalah yang dijadikan fokus dalam tulisan.  Setiap masalah yang sudah dirumuskan membuat penulis lebih terarah dalam mengembangkan tulisan sesuai dengan kehendak penulis. Selain itu, rumusan masalah merupakan  dasar pijakan penulis untuk membahas dan mengulas serta melakukan setiap analisis yang diinginkan.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah mengapa setiap rumusan masalah  dibuat dalam kalimat tanya?  Setiap pertanyaan pasti membutuhkan jawaban. Jawaban  yang muncul dari pertanyaan tersebut adalah karena akan dicari jawaban melalui   ulasan dan metode  atau riset yang dilakukan. Jawaban dari ulasan dan riset tersebut akan dimasukkan dalam pembahasan  dari tulisan esai yang dikembangkan.  Data -data  yang dibutuhkan pada saat memperkuat gagasan penulis  diambil dari  riset pada saat pengumpulan data. Jika esai itu bukan diuraikan berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menggunakan data-data kualitatif sebagai referensi untuk mendukung argumen penulis. Data kualitatif yang dibutuhkan berupa pendapat atau teori para pakar yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Sandaran penulis pada  pendapat pakar atau para ahli adalah sebuah bukti apa yang disampaikan  dalam tulisan tersebut sudah pernah dibahas atau ditulis orang lain sebelum esai ini muncul.
Rumusan masalah dalam esai tidak sama dengan yang muncul dalam karya ilmiah. Keberadaan rumusan masalah dipandu dengan beberapa kalimat tanya pada bagian awal dari tulisan.  Sedangkan pada karya ilmiah rumusan masalah dibuat dengan mengunakan subjudul dari masalah yang dibahas. Bentuk dan kalimat pun diatur sedemikian rupa sesuai dengan  kaidah penulisan karya ilmiah.
4. Â Membuat Kerangka Esai
Setelah penulis esai menentukan masalah, topik  dan rumusan masalah. Tahap yang paling penting dalam penulisan esai adalah membuat kerangka tulisan. Gorys Keraf (1995: 234) menyatakan bahwa kerangka tulisan adalah sebuah ragangan dari sebuah tulisan. Kerangka tulisan juga sering disebut sebagai rancangan buram yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Kutipan ini memberikan informasi kepada  bahwa  kerangka tulisan merupakan landasan dan batas batas yang harus dikuti oleh penulis dalam mengembangkan tulisan. Pada bagian tulisan esai,  kerangka tulisan ditentukan semenjak penulis memulai menulis. Bentuk kerangka cukup dibuat dalam bentuk subjudul dan subsubjudul.
Penentuan  antar subjudul tersebut harus diperhatikan keseimbangan  gagasan yang ingin dibahas. Artinya, hubungan antara satu gagasan besar dalam bentuk subjudul harus betul - betul padu. Pengaturan subjudul dan subsubjudul  harus  sistematis mulai dari. pengenalan masalah, pembahasan masalah, pemberian solusi dan pengambilan simpulan. Kerangka tulisan dalam setiap  tulisan  merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan. Dapat dibayangkan jika  tulisan tanpa dibuat kerangka terlebih dahulu. Kerangka tulisan juga berfungsi sebagai langkah-langkah bagi penulis untuk mencari referensi bagi tulisan yang akan dipersiapkan.
5. Menulis Esai
Tahap terakhir dari teknik penulisan esai adalah  tahap menulis. Tahap ini merupakan tahap realisasi gagasan yang sudah melewati seleksi tahap sebelumnya.  Tahap pertama dari langkah ini adalah  menulis pendahuluan dari esai yang mau disiapkan. Tahap pendahuluan ini  berisi pengenalan masalah kepada pembaca. Pengenalan masalah kepada pembaca dituntut kreativitas merangkai kalimat yang sempurna, sehingga pembaca mau masuk ke dalam tulisan.  Pendahuluan dalam badan tulisan merupakan sebuah undangan resmi kepada pembaca untuk mau hadir bertandang dalam tulisan penulis.
Bagian pendahuluan ini berisi latar belakang dari masalah, kondisi masalah secara ril dan tujuan dari penulisan sebagainya dijelaskan pada  tulisan ini sebelumnya.  Apabila masalah sudah dikenalkan dan  tujuan sudah ditabulasi secara jelas, maka penulis bisa menguraikan secara detail masalah  dan submasalah secara detai sambil menyampaikan rujukan dan referensi.  Uraian - uraian yang disampaikan dalam bentuk argumen yang mendukung permasalahan yang dibahas.  Bagian dari menulis juga termasuk penyampaian solusi terhadap masalah yang dibahas. Solusi tersebut dapat berupa sebuah tindakan atau konsep  yang dijadikan sebagai solusi terhadap masalah yang ditulis. Solusi yang diberikan harus terfokus pada permasalahan yang menjadi isi dari tulisan  tersebut.
Selanjutnya, agar pembaca tidak merasa gamang dalam menikmati sebuah tulisan. Alangkah baiknya jika  penulis menawarkan sebuah simpulan dari permasalah yang disajikan. Terdapat dua teknik penyajian simpulan pertama, teknik  menoleh ke belakang dan teknik melihat ke depan. Teknik menoleh ke belakang adalah teknik menulis simpulan dengan cara mengulang kembali poin -poin penting dari masalah esai yang sudah dibahas.
Selanjutnya teknik melihat ke depan adalah sebuah cara menyajikan simpulan dengan memprediksi atau meramalkan  apa yang akan terjadi  ke depannya, jika masalah ini tidak ditangani atau diberi perhatian secar serius.  Kedua  pola ini  boleh digunakan salah satu ataupun boleh juga disampaikan secara bersamaan.Â
6. Revisi EsaiÂ
Setiap tulisan selalu dihasilkan secara bertahap. Tahap terakhir dari penyiapan sebuah tulisan adalah tahap revisi. Tahap ini merupakan tahap finalisasi sebuah tulisan sebelum dipublikasi. Adapun bagian bagian yang yang direvisi meliputi beberapa hal. Pertama, hindari salah ketik pada setiap badan tulisan. Apabila ini tidak diperhatikan, maka ruh dari tulisan yang sudah disajikan menjadi tidak bermakna. Kedua, baca berkali --kali tulisan yang sudah disiapkan tujuannya agar adanya konektivitas antara satu gagasan dengan gagasan lainnya. Kepaduan dan kesatuan antarkalimat dan paragraf menjadi syarat utama pada bagian revisi.  Ketiga, perhatikan penulisan kata serta pengunaan  kata serapan yang ada dalam tulisan.  Agar lebih memudahkan, penulis dapat menggunakan  KBBI sebagai panduan dalam mengunakan  kata-kata tersebut.
Keempat, perhatikan keefektifan kalimat --kalimat yang ada dalam tulisan yang sudah disiapkan. Jika penulis tidak punya ilmu tentang hal tersebut, penulis boleh meminta bantuan pada ahli  yang mengetahui hal tersebut. Ke lima, perhatikan penggunaan  tanda baca yang tepat dalam tulisan yang sudah disajikan . hal ini penting dilakukan agar tulisan yang sudah disiapkan tidak memunculkan makna yang berlawanan dengan maksud penulis.
Simpulan:
Teknik penulisan esai dan permasalahannya merupakan suatu hal yang sulit dipahami khususnya berkaitan  tulisan esai. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan penulis terhadap bentu tulisan yang akan dihasilkan.apabila merujuk pada langkah-langkah yang sudah disajikan dalam tulisan di atas ternyata menulis esai sangat mudah dilakukan. Faktor utamanya adalah dipengaruhi dari masalah yang diangkat dalam esai. Masalah esai sering mengangkat yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siapa saja bisa menulis esai dalam berbagai jenis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H