Dua Stanza Buat Ibu
(1)
Ketika sekeping doa menjelma seekor burung,
engkaulah isyarat itu.
Ketika segenggam isyarat memeram hujan dalam rindu,
engkaulah bianglala itu.
Ketika selembar rindu bersembunyi dalam raib pertemuan gerimis,
engkaulah doa-doa itu.
Dan ketika sebutir doa membangunkan kenangan dalam kelopak mawar ini,
engkaulah wajah itu.
(2)
Demikianlah cara mawar,
mempertemukan syahdu yang tertahan antara gerimis dan rindu.
Demikianlah isyarat melati,
mempertemukan kenangan yang tertanam dalam airmata ini.
Demikianlah bahasa doa,
mempertemukan denyut nadimu dengan denyut nadiku.
Dan demikianlah isyarat Tuhan,
mempertemukan darahmu dengan darahku