Mohon tunggu...
MUKHLISHAH SYAWALIYAH
MUKHLISHAH SYAWALIYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010129

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 15 - Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi, dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

21 Desember 2024   16:42 Diperbarui: 21 Desember 2024   16:42 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Modul dosen Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Gandhi selalu mengajarkan bahwa pemimpin yang sejati adalah mereka yang memimpin dengan memberi contoh. Dalam karir dan kehidupan sosial saya, saya mencoba untuk mengimplementasikan prinsip ini dengan menjadi teladan yang baik. Saya menyadari bahwa tindakan saya lebih berbicara daripada kata-kata, dan untuk itu saya berusaha untuk selalu menjaga konsistensi antara apa yang saya katakan dan apa yang saya lakukan.

Sebagai seorang profesional, saya berkomitmen untuk tidak terlibat dalam praktik-praktik yang tidak etis, seperti manipulasi data, suap, atau kolusi. Saya berusaha selalu transparan dalam setiap keputusan yang saya ambil di tempat kerja dan senantiasa menjaga komunikasi terbuka dengan rekan-rekan. Bahkan ketika saya menghadapi tekanan atau tantangan, saya berusaha untuk tetap teguh pada prinsip-prinsip etika yang saya yakini. Ini bukanlah hal yang mudah, terutama dalam situasi yang penuh dengan konflik kepentingan atau ketika saya berada di posisi yang tidak nyaman. Namun, saya belajar dari Gandhi bahwa keteguhan pada prinsip kebenaran dan keadilan adalah kunci untuk memimpin dengan integritas.

Lebih dari itu, saya berusaha untuk menunjukkan keberanian moral dalam menghadapi ketidakadilan, meskipun saya tahu bahwa itu bisa mengorbankan kenyamanan atau bahkan posisi saya dalam organisasi. Misalnya, saya tidak ragu untuk menyoroti ketidakberesan atau memberi tahu pihak yang berwenang jika saya melihat adanya praktik yang merugikan organisasi atau masyarakat. Saya percaya bahwa jika saya ingin melihat perubahan, saya harus menjadi agen perubahan itu sendiri, dan hal itu dimulai dari keberanian untuk berdiri tegak dalam menghadapi yang salah.

3. Mengedukasi dan Menginspirasi Orang Lain tentang Etika dan Integritas

Sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan perubahan yang lebih luas, saya berusaha untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai pentingnya etika dan integritas dengan orang lain. Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan aktif berpartisipasi dalam berbagai diskusi tentang etika, pencegahan korupsi, dan pengambilan keputusan yang adil. Saya percaya bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa tindakan kecil mereka bisa mempengaruhi lingkungan mereka secara besar-besaran. Oleh karena itu, melalui percakapan yang saya inisiasi, saya berusaha memberikan wawasan dan kesadaran tentang pentingnya menjaga integritas di tempat kerja, pendidikan, dan kehidupan sosial.

Saya juga berusaha menjadi mentor bagi rekan-rekan yang lebih muda atau orang-orang yang baru memulai karir mereka, dengan memberi mereka contoh bagaimana menjalani kehidupan profesional yang bersih dan etis. Saya percaya bahwa perubahan sistemik dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik tidak hanya bergantung pada kebijakan atau regulasi, tetapi juga pada kemampuan setiap individu untuk mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu, saya aktif mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam program-program atau organisasi yang mendukung pencegahan korupsi dan penguatan etika, baik melalui pelatihan, seminar, maupun forum diskusi. Saya ingin menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar untuk menciptakan budaya integritas dalam masyarakat dan dunia profesional.

4. Menghadapi Ketidakadilan dengan Keberanian dan Konsistensi

Salah satu pelajaran besar dari Gandhi adalah keberanian untuk melawan ketidakadilan, meskipun itu datang dengan risiko besar. Gandhi mengajarkan bahwa menghadapi ketidakadilan bukanlah tentang bertarung dengan kekerasan atau kebencian, tetapi tentang teguh pada prinsip kebenaran dan keadilan, serta berani untuk mengambil sikap yang benar meskipun itu sulit. Dalam perjalanan karir saya, saya berusaha untuk mengikuti ajaran ini dengan berani menantang praktik-praktik yang saya anggap salah, bahkan ketika itu bisa membuat saya berada di posisi yang tidak menguntungkan.

Terkadang, ini berarti saya harus berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh, dan itu bisa sangat menantang. Namun, saya menyadari bahwa jika saya tidak bertindak, maka saya juga turut berkontribusi pada keberlanjutan praktik yang tidak etis. Saya belajar bahwa keberanian untuk melawan ketidakadilan harus didorong oleh keyakinan yang kuat pada nilai-nilai yang lebih besar---nilai-nilai moral yang dapat mengarah pada perubahan positif, meskipun itu tidak mudah.

5. Memahami Bahwa Perubahan Dimulai dari Diri Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun