Mohon tunggu...
MUKHLISHAH SYAWALIYAH
MUKHLISHAH SYAWALIYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010129

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 15 - Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi, dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

21 Desember 2024   16:42 Diperbarui: 21 Desember 2024   16:42 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memimpin diri sendiri adalah fondasi dari segala bentuk kepemimpinan yang efektif. Dalam perjalanan membangun integritas dan etika pribadi, saya terinspirasi oleh keteladanan Mahatma Gandhi, seorang tokoh besar yang tidak hanya memimpin bangsa India menuju kemerdekaan melalui perjuangan tanpa kekerasan, tetapi juga menjadikan dirinya simbol integritas moral yang universal. Gandhi mengajarkan bahwa perubahan sejati dimulai dari dalam diri sendiri, melalui keberanian untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, dan komitmen terhadap kebenaran, meskipun harus menghadapi rintangan yang besar.

Dalam konteks pencegahan korupsi, pelajaran dari Gandhi ini sangat relevan. Korupsi bukan hanya soal penyalahgunaan kekuasaan atau pelanggaran hukum, tetapi juga merupakan persoalan moral yang mencerminkan kurangnya integritas dalam diri individu. Masyarakat yang bebas dari korupsi tidak mungkin terwujud tanpa dimulai dari kesadaran dan komitmen individu untuk menjunjung tinggi prinsip etika. Gandhi pernah berkata, 'Anda harus menjadi perubahan yang ingin Anda lihat di dunia,' sebuah pesan yang menekankan pentingnya keteladanan pribadi. Hal ini menegaskan bahwa langkah awal yang paling efektif dalam memberantas korupsi adalah memulai dari diri sendiri, dengan membangun karakter yang kuat, menjunjung kejujuran, dan menolak segala bentuk kompromi terhadap nilai-nilai moral.

Sebagai seorang individu yang berupaya memimpin diri menuju kehidupan yang bermartabat, saya percaya bahwa kepemimpinan diri mencakup kemampuan untuk mengontrol diri, menetapkan batasan yang jelas terhadap godaan, dan berani mengambil keputusan berdasarkan prinsip, bukan semata-mata kepentingan pribadi. Proses ini melibatkan refleksi mendalam tentang nilai-nilai yang kita pegang, keberanian untuk menghadapi tantangan etis, dan konsistensi dalam tindakan. Keteladanan Gandhi memberikan inspirasi bahwa hidup yang sederhana dan jujur dapat menjadi senjata paling ampuh melawan godaan materialisme dan penyimpangan moral yang sering menjadi akar dari praktik korupsi.

Selain itu, pencegahan korupsi juga membutuhkan keberanian untuk menyuarakan kebenaran, meskipun itu berarti menghadapi risiko pribadi. Gandhi, melalui ajaran satyagraha atau perjuangan dengan kebenaran, menunjukkan kepada dunia bahwa keberanian moral dapat menjadi kekuatan besar yang melampaui kekuasaan fisik atau ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat diwujudkan dengan berani menolak praktik-praktik yang tidak etis, meskipun hal tersebut tampak sepele atau dianggap sebagai bagian dari budaya organisasi.

Dengan menjadikan diri sendiri sebagai teladan, saya berupaya untuk tidak hanya mempraktikkan nilai-nilai kejujuran dan integritas, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Keteladanan adalah kunci untuk menciptakan budaya yang mendukung transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. Dengan memulai dari diri sendiri, kita dapat memberikan kontribusi nyata untuk membangun lingkungan yang lebih bermartabat dan bebas dari korupsi, sebuah visi yang tidak hanya menjadi cita-cita Gandhi, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat yang ingin berkembang menuju kebaikan.

Bagaimana anda mengubah diri anda menjadi agent perubahan pencegahan korupsi, dan pelanggaran etik pada perjalanan hidup dan karir anda keteladanan Mahatma Gandhi

Mengubah diri menjadi agen perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik merupakan perjalanan yang penuh tantangan, tetapi juga sangat berarti. Dalam perjalanan hidup dan karir saya, saya banyak terinspirasi oleh ajaran Mahatma Gandhi, seorang pemimpin yang terkenal dengan prinsip satyagraha---perjuangan untuk kebenaran dan keadilan---yang mendorong perubahan melalui keteladanan pribadi, bukan hanya kata-kata. Saya mengadopsi prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Gandhi untuk membentuk pandangan hidup dan pendekatan saya terhadap masalah korupsi dan etika. Berikut adalah bagaimana saya mengubah diri saya menjadi agen perubahan sesuai dengan keteladanan Gandhi dalam perjalanan hidup dan karir saya.

1. Memulai dari Diri Sendiri: Menginternalisasi Kebenaran dan Integritas

Prinsip utama yang diajarkan oleh Gandhi adalah pentingnya berpegang teguh pada kebenaran (satyagraha). Gandhi percaya bahwa setiap individu harus menjadi contoh dari kebenaran dan integritas dalam hidupnya. Ini adalah pelajaran pertama yang saya aplikasikan dalam kehidupan pribadi saya. Saya menyadari bahwa perubahan yang saya ingin lihat di dunia harus dimulai dari diri saya sendiri. Oleh karena itu, saya mulai memperhatikan tindakan saya dengan lebih cermat, terutama dalam mengambil keputusan yang melibatkan etika dan integritas.

Dalam kehidupan sehari-hari, saya berkomitmen untuk selalu jujur, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Saya menyadari bahwa sekali saya melanggar prinsip integritas, bahkan untuk hal kecil, itu bisa merusak reputasi saya dan memberikan dampak negatif pada orang-orang di sekitar saya. Oleh karena itu, saya berusaha untuk tidak terjebak dalam situasi yang bisa mendorong saya untuk berkompromi dengan nilai-nilai moral saya, meskipun mungkin itu terasa menguntungkan dalam jangka pendek. Saya selalu mengingatkan diri untuk tidak tergoda oleh godaan materi atau keuntungan pribadi yang melanggar etika.

2. Menjadi Teladan: Kepemimpinan yang Menginspirasi dengan Tindakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun