Mohon tunggu...
MUKHLISHAH SYAWALIYAH
MUKHLISHAH SYAWALIYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010129

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   22:21 Diperbarui: 24 Oktober 2024   23:08 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Modul dosen Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Pendahuluan

Raden Mas Panji Sosrokartono lahir pada tanggal 15 April 1889 di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ia merupakan putra dari Raden Mas Soerojo, seorang pejabat pemerintah di masa penjajahan Belanda. Sejak kecil, Panji sudah menunjukkan minat yang besar terhadap dunia pendidikan dan literasi. Ia menempuh pendidikan formal di sekolah Belanda dan kemudian melanjutkan studi di sekolah tinggi di Batavia (sekarang Jakarta). Selain itu, ia juga belajar tentang kebudayaan dan tradisi Jawa, yang kelak akan memengaruhi cara pandangnya terhadap kepemimpinan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Sosrokartono mulai berkarir sebagai seorang pegawai negeri. Namun, ia merasa bahwa posisi tersebut tidak cukup untuk mewujudkan aspirasinya dalam memajukan masyarakat. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Pada tahun 1915, ia diangkat sebagai Bupati di Kabupaten Blora. Dalam jabatan ini, ia menerapkan berbagai kebijakan yang berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, yang mencakup pengembangan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat.

Selama masa kepemimpinannya, Raden Mas Panji Sosrokartono dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat. Ia sering mengadakan pertemuan terbuka dengan masyarakat untuk mendengarkan aspirasi dan keluhan mereka. Pendekatan inklusif dan humanis yang diterapkannya menjadikannya sosok yang dihormati dan dicintai oleh warganya. Sosrokartono berusaha untuk memberdayakan masyarakat melalui program-program pendidikan dan pelatihan, sehingga rakyat dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan daerah.

Setelah masa jabatannya sebagai Bupati, Panji Sosrokartono terus berjuang untuk kemajuan masyarakat hingga akhir hayatnya. Ia meninggal pada 12 November 1950, namun warisan kepemimpinannya masih dikenang hingga saat ini. Pemikirannya yang progresif dan nilai-nilai yang ia tanamkan dalam kepemimpinan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Sosrokartono tidak hanya meninggalkan jejak sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai seorang pelopor yang mendorong pentingnya pendidikan, kesetaraan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Selain sebagai seorang pemimpin dan pegawai negeri, Raden Mas Panji Sosrokartono juga dikenal sebagai seorang penulis dan budayawan. Ia aktif menulis artikel dan esai yang mengangkat isu-isu sosial dan budaya, serta pentingnya pendidikan dalam kemajuan masyarakat. Karya-karyanya seringkali mencerminkan pandangan kritisnya terhadap penjajahan dan perlunya kebangkitan kesadaran masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Melalui tulisan-tulisannya, ia berusaha menyebarkan ide-ide kemajuan dan membangkitkan semangat perjuangan di kalangan rakyat, terutama generasi muda.

Sosrokartono juga berperan dalam berbagai organisasi sosial dan budaya, yang berfokus pada pengembangan masyarakat dan pelestarian kebudayaan Jawa. Ia merupakan anggota aktif dari organisasi-organisasi yang mendukung gerakan nasionalisme, yang mengedepankan semangat persatuan dan kebangkitan bangsa. Dengan memperjuangkan nilai-nilai luhur budaya Jawa, ia ingin menegaskan bahwa identitas budaya dapat menjadi landasan bagi pergerakan menuju kemerdekaan. Melalui pendekatannya yang inklusif, ia berhasil menjalin kerja sama antara berbagai kalangan masyarakat, baik dari latar belakang sosial maupun ekonomi yang berbeda.

Warisan Raden Mas Panji Sosrokartono tidak hanya terletak pada kebijakan dan tindakan kepemimpinannya, tetapi juga pada nilai-nilai moral dan etika yang ia tanamkan dalam masyarakat. Hingga saat ini, ajaran dan prinsip-prinsip kepemimpinannya masih menjadi rujukan bagi banyak pemimpin dan aktivis yang berjuang untuk keadilan sosial dan kemajuan masyarakat. Ia dikenang sebagai sosok yang mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan konflik, serta pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, Raden Mas Panji Sosrokartono tidak hanya meninggalkan jejak sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai inspirator yang terus menginspirasi generasi setelahnya untuk meneruskan perjuangan demi masyarakat yang lebih baik.

Kepemimpinan adalah salah satu aspek krusial dalam kehidupan bermasyarakat, yang berpengaruh besar terhadap perubahan sosial dan budaya. Dalam setiap masyarakat, pemimpin berperan sebagai penggerak, pembentuk, dan penentu arah serta kebijakan yang akan diterapkan. Di tengah kompleksitas tantangan yang dihadapi, baik pada tingkat lokal maupun global, kepemimpinan yang efektif menjadi kunci dalam menciptakan kestabilan dan kemajuan. Di Indonesia, tradisi kepemimpinan memiliki akar yang dalam dan beragam, mencerminkan keragaman budaya dan sejarah bangsa yang kaya.

Dalam konteks sejarah Indonesia, Raden Mas Panji Sosrokartono merupakan salah satu sosok yang menarik untuk diteliti dan dijadikan contoh. Lahir di Yogyakarta pada tahun 1887, Sosrokartono adalah seorang pemimpin yang terkenal pada awal abad ke-20, di tengah pergolakan politik dan sosial yang melanda negeri ini. Keberadaannya sebagai seorang intelektual, pengajar, dan juga seniman menjadikannya sebagai tokoh multidimensional yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat. Melalui pendekatan dan gaya kepemimpinannya, Sosrokartono meninggalkan jejak yang mendalam, tidak hanya pada masa hidupnya tetapi juga untuk generasi penerus.

Gaya kepemimpinan Sosrokartono tidak hanya berdampak pada masyarakat sekitarnya, tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai budaya Jawa yang kental. Ia menjunjung tinggi konsep harmoni, kebersamaan, dan rasa saling menghormati, yang merupakan inti dari budaya Jawa. Dalam pandangan Jawa, kepemimpinan bukan hanya soal kekuasaan, tetapi lebih kepada tanggung jawab untuk melayani dan memberdayakan masyarakat. Sosrokartono memahami bahwa seorang pemimpin yang baik adalah yang mampu mendengarkan aspirasi rakyatnya dan mengakomodasi kepentingan mereka dalam pengambilan keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun