Mohon tunggu...
Muhammad Muhammad
Muhammad Muhammad Mohon Tunggu... -

senang berbagi dengan kawan-kawan di\r\nhttp://mukhlason.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Cara Mudah dan Murah ke Bandara Cengkareng

6 Juni 2012   11:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:20 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak cara untuk menuju ke dalam kawasan bandara yang berkode CGK ini. Dari menggunakan mobil pribadi, rental, taksi, ojek, hingga bus Damri. Terdapat banyak pilihan yang bisa mengantarkan kita ke bandara internasional yang sekarang sudah sangat padat.

Sebagai pengguna rutin, khususnya di tahun 2012 ini, banyak suka-duka dan cara mudah maupun sulit untuk menuju kawasan itu. Mudah, mungkin bagi yang biasa menggunakan taksi atau berlokasi dekat dengan jalur Damri. Tetapi akan merupakan sebuah tantangan bila di luar jalur itu.

Saya sehari-harinya berkantor di perempatan kuningan Gatot Subroto, daerah yang tidak dilewati Damri bandara kecuali di jalan tol-nya. Artinya sama saja tidak lewat di jalur yang bisa distop sewaktu-waktu. Dari kawasan ini, titik terdekat untuk mendapatkan damri bandara adalah di pancoran hingga gerbang tol Pancoran ke arah kuningan. Damri masih bisa distop di sini. Namun, karena jadwal yang juga jarang, serta kemungkinan terjebak kemacetan antara ruas pancoran hingga slipi, pilihan ini tidak terlalu favorit menjadi andalan, karena kurang yakin dengan waktu tempuh dan waktu untuk memperoleh Damri.

Piihan Utama

Pilihan utama, menggunakan damri yang berangkat dari Blok M dengan naik dari Senayan JCC (gerbang tol semanggi). Namun, dari beberapa kali kejadian jum'at sore yang lalu-lintasnya sangat padat, seringnya di atas jam 16, damri tidak masuk gerbang semanggi, melainkan terus ke arah slipi, dan masuk tol di gerbang ini. Padahal sudah dibela-belain turut dari busway di senayan JCC dan menyeberang lalu-lintas yang sering ramainya.

Akhirnya, rumus berubah. Piihan pertama naik dari gerbang tol Slipi, dengan harapan beruntung mendapatkan limpahan arus lalu-lintas damri dari blok M, dan yang pasti dari Lebak Bulus. Namun sayangnya dari Lebak Bulus intervalnya cukup lama dan terjebak macet hingga slipi.

Nah, alternatif yang sebenarnya sering, tetapi untung-untungan, adalah mendapat tumpangan (tidak gratis tentunya) dengan mobil pribadi. Saya pernah mengalami jumat minggu lalu. Setelah celingukan tolah-toleh mencari Damri yang tak kunjung tiba, ndilalah ditawari mobil pribadi untuk ke bandara. Ternyata ybs adalah mobil rental bandara yang baru saja menurunkan penumpang di kawasan Slipi Jaya. Alhamdulillah, dapat tumpangan, dengan membayar Rp. 20.000,- sama dengan Damri, tetapi lebih cepat sampai.

Pernah juga sebelumnya, karena terjebak di gerbang semanggi, dengan modal nekat meminta tumpangan (ikut iuran seharga tiket Damri lho) ke bandara. Ada seorang polisi yang baik hati, Pak Edy Santoso yang bersedia mengangkut saya, di tengah waktunya dia yang harus buru-buru mengejar penerbangan ke Yogyakarta.

Di lain waktu, Mas Yuni Haryanto, teman kos yang bekerja di Jawa Pos Radar Solo, pernah juga ditawari tebengan ke bandara di gerbang tol Slipi dengan tarif 20 ribu perak. Berarti di kawasan ini sudah bisa disimpulkan cukup ada alternatif menuju bandara yang bisa diandalkan.

Jalur Timur

Bila anda berasal dari jalur timur dan tidak dilalui Damri, padahal lokasi sangat strategis, seperti contohnya Cawang / UKI, berdasarkan informasi dari Pak Ghozali, alumni elektro ITB tahun 1986,ternyata terdapat juga omprengan dari depan halte BNN Cawang menuju bandara. Tarifnya, non bagasi Rp. 10 ribu, adapun dengan bagasi Rp. 20 ribu. Dari sini mobil langsung masuk tol di depan Stasiun Cawang. Sebuah alternatif unik dan membantu penumpang yang akan menuju bandara.

Saya sendiri belum tahu, wujud kendaraannya seperti apa. Mudah-mudahan bagus dan nyaman.

Cadangan Waktu

Selain angkutan, waktu yang dicadangkan untuk menuju Cengkareng juga menjadi faktor penting. Ada yang dengan berani mencadangkan hanya 1 jam, tetapi saya lebih konvensional, sebisa mungkin di atas 3 jam sebelum terbang. Pasalnya, kita tidak pernah tahu kondisi lalu-lintas di ibu kota yang serba tidak menentu. Namun tentu harapannya lalu-lintas lancar ketika kita lewat dan tidak tersendat.

Senin kemarin saya berdiskusi dengan calon penumpang yang tinggal di Bogor, karena pengalamannya ketinggalan pesawat dan harus membeli tiket lagi, ybs mencadangkan 7 jam sendiri untuk pergi dari rumahnya di Bogor menuju bandara.


Saran untuk DAMRI

Ke depannya, diharapkan Damri memperbanyak rute untuk menuju bandara. Titik yang krusial adalah kawasan Grogol, yang ternyata belum ada Damri bandara yang beroperasi di daerah ini. Padahal sangat membantu. Saya pernah kecele karena saya pikir di terminal Grogol ada damri bandara, ternyata tidak ada. Dan terpaksa harus naik taksi :(

Jam Operasi Damri

Bus damri beroperasi kira-kira sebagai berikut :

Dari semua penjuru :
beroperasi dari jam 4.00 hingga jam 20.00 dengan interval terdekat 10 menit (gambir) dan paling lama 60 menit.
Namun ada juga yang mulai dari jam 3.30

Ke semua penjuru :
beroperasi dari jam 4.00 hingga jam 24.00 dengan interval sekitar 15 - 30 menit.
Beberapa jurusan bahkan ada yang mulai berangkat lebih awal dan pulang lebih akhir, sekitar jam 00.10 menit (Kampung Rambutan). Namun itu semua tergantung kondisi. (SON)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun