Mohon tunggu...
Mukhammad Raka Dwi Almahdhi
Mukhammad Raka Dwi Almahdhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Seorang mahasiswa biasa yang suka bermain internet.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Identifikasi Pelaku Trolling di Dunia Internet

9 Juli 2022   01:00 Diperbarui: 9 Juli 2022   01:22 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia merupakan makhluk sosial yang sudah pasti memerlukan komunikasi. Di era saat ini, komunikasi sudah dipermudah dengan adanya internet. Dengan internet pun manusia dapat saling berkomunikasi dimanapun dan kapanpun selama memiliki akses internet.  

Namun Internet sendiri tidak hanya memberikan dampat positif bagi kehidupan bermasyarakat seperti berkomunikasi. Dampak negatif dalam berkomunikasi melalui internet juga cukup banyak, slaah satunya yaitu Trolling yang umumnya terjadi di media sosial.

Sebagian dari kita yang menggunakan media sosial mungkin sudah pernah melihat atau mengalami secara langsung mendapatkan serangan komentar yang tidak mengenakkan hati, menggugah emosi, mengandung provokasi atau tidak sesuai topik pmbicaraan. Serangan komentar semacam tersebut dinamakan dengan Trolling. 

 Dikutip dari ValidNews, trolling diartikan dengan suatu tindakan memberikan komentar dengan bahasa yang kontroversial dan provokatif dengan tujuan untuk menyakiti, mengejek, atau hanya sekedar mempermainkan perasaan orang lain. 

Akun troll banyak di jumpai di media sosial seperti Instagram, Twitter, Tiktok, dan Facebook. Kasus trolling yang sedang ramai saat ini adalah permasalahan yang melibatkan influencer tiktok yaitu Bella Tobing dan Reizuka Ari. Para akun troll pun menyerang akun Bella Tobing dengan kata kata yang profokatif karena dianggap manipulatif.

Menurut laman Kaspersky, tanda tanda akun troll melakukan trolling adalah menghadirkan komentar yang tidak sesuai dengan topik pembiacaraan, mengabaikan fakta dan bukti, menggunakan kata kata yang bersifat menyerang atau meremehkan, serta mengirimkan gambar yang tidak sesuai dengan topik.

Menurut penelitian dari Brigham Young University, Amerika Serikat, para pelaku trolling pada umumnya memiliki beberapa sifat, yaitu :

  1. Narsistik.

Dikutip dari Halodoc, Narsistik merupakan sebuah gangguan mental dimana seseorang merasa dirinya paling benar dibandingkan orang lain. Hal ini berhubungan dengan pelaku trolling dimana mereka selalu berusaha menghina dan memberikan komentar buruk agar orang lain terlihat buruk.

        2. Machiavellianism

Pelaku Trolling kebanyakan mengabaikan etiket yang ada. Dikutip dari pijarpsikologi.org, machiavellianism diartikan dengan kondisi seseorang dimana dirinya mengabaikan moralitas yang ada dan hanya mementingkan keuntungan pribari. Troll biasanya tidak memikirkan perasaan dan aturan yang ada untuk berkomentar dan hanya memikirkan kepuasan dirinya sendiri sesuai yang di inginkan.

        3. Psikopat

Menurut website pijarpsikologi.org, psikopat merupakan sebuah keadaan dimana seseorang bersikap anti sosial, tidak memiliki perasaan dan rasa menyesal, serta berani melakukan sesuatu yang diluar batas moralitas demi mendapatkan daya tarik. Para pelaku trolling memiliki sifat ini karena mereka tidak memiliki rasa bersalah dan menyesal setelah memberikan komentar yang menghina atau menyakiti perasaan orang lain. 

        4. Schadenfreude

Schadenfreude merupakan sebuah keadaan dimana seseorang merasa senang dan bahagia apabila melihat orang lain mengalami kegagalan atau kesusahan. Hal ini juga dapat menjadi dasar para pelaku trolling karena mereka tidak menyukai prestasi atau pencapaian yang di dapatkan oleh orang lain. Maka dari itu, mereka akan memberikan komentar yang kontroversial atau provokatif untuk membuat orang lain merasa sedih.

Dengan ditulisnya artikel ini, penulis berharap agar kita semua selalu bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak melakukan kegiatan yang merugikan orang lain. Semoga kita juga bisa lebih menghargai orang lain sebagaimana kita tahu bahwa media sosial cukup kuat untuk bisa memberikan dampak pada kehidupan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun