Diskusi di Malang Post bersama Mbak Dewi
Diskusi di Malang Post bersama Mbak Dewi
Diskusi di Malang Post bersama Mbak Dewi
Diskusi di Malang Post bersama Mbak Dewi
Pemberian penghargaan kepada Malang Post
Meskipun hari sudah hampir Maghrib, tapi para anggota KOMA Malang menyempatkan waktu setengah jam untuk berdiskusi dengan Mbak Dewi. Di dalam pembicaraan yang singkat itu, Mbak Dewi menceritakan latar belakangnya hingga bisa menjadi seorang wartawan. "Jujur, saya dulu tidak bisa menulis. Bahkan saat kuliah pun, saya belum pernah menulis. Dulu saya adalah mahasiswi jurusan Psikologi UMM. Baru ketika suatu peristiwa terjadi. Teman saya menunjukkan kepada saya, bahwa tulisannya dimuat di suatu koran. Kemudian saya baca sebentar isinya. Lalu saya komentari, "kamu kalau menulis kok jelek begini, tema dan bahasanya masih kurang pas," begitu kritik saya padanya. Padahal waktu itu, saya masih belum pernah membuat tulisan sama sekali. Gara-gara kejadian itu, saya merasa bersalah padanya. Maka saya putuskan untuk bertanggung jawab atas ucapan saya waktu itu. Kebetulan, pas ada acara pelatihan
jurnalistik dan
Open Recruitmen karyawan Malang Post. Saya ikuti saja acara itu tanpa memberi tahu teman-teman saya. Sebelumnya, saya sempat belajar mengenai jenis-jenis tulisan dan karakternya, dan membaca gaya bahasa koran. Di dalam pelatihan jurnalistik tersebut ada tes juga tentang menulis artikel. Tanpa dinyana, saya lulus dan dinyatakan sebagai karyawan Malang Pos. Selang beberapa tahun kemudian, saya berjumpa dengan teman-teman saya dulu. Mereka heran, sejak kapan saya menjadi wartawan Malang Post, padahal dahulu tidak pernah kelihatan menulis. Dan akhirnya saya menceritakan semuanya. Begitulah, dari sebuah pengalaman saya bisa mengerti, bahwa menulis tidak harus dimulai dari kecil. Jika kalian belum bisa menulis, mulailah saat ini juga. Karena menulis adalah pekerjaan yang sangat mudah, apalagi cuma menulis berita yang jelas-jelas sudah ada data dan faktanya. Ide pemikiran dari berita adalah berangkat dari data riil, fakta, dan narasumber. Tinggal dibumbui dengan kata-kata, maka jadilah berita. Maka menulis adalah bukan soal bisa atau tidak bisa, tapi lebih pada persoalan mau atau tidak mau," begitu ungkap Mbak Dewi sembari memberi semangat kepada para anggota KOMA Malang.
Foto bersama Mbak Dewi (wartawan Malang Post)
Setelah semua rangkaian dari acara Medayo Sastra dan
Study Tour terpenuhi semua, maka para anggota KOMA Malang undur diri untuk pulang. Sebelum pulang, para anggota KOMA Malang melaksanakan shalat Maghrib di mushola kantor Malang Post. Demikianlah acara Medayo Sastra dan
Study Tour Komunitas Pena Malang, sebuah diklat kepenulisan yang efektif, santai, dan tidak menjenuhkan, karena dilakukan dengan cara yang menarik, yaitu dengan
Study Tour.
*) Mukhammad Fahmi, koordinator KOMA Malang (2015-2016). Penulis adalah mahasiswa semester tujuh jurusan Matematika UIN Maliki Malang. Ia berdomisili di PP. Anwarul Huda, Karangbesuki Sukun Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya