[caption caption="Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, terburu-buru masuk ke ruang Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota Jakarta, Kamis (25/2/2016)."][/caption]Kamis (25/2/2015) bergerimis. Sudah pukul 12.00, tetapi langit masih abu-abu. Mendung. Pendopo Balai Kota Jakarta yang tenang mendadak heboh ketika sesosok pria berambut putih turun dari mobil Toyota Prado H 7297 ZA. ”Ada Pak Gubernur!” teriak seorang kawan.
Gubernur kok berambut putih? Sebagian wartawan penasaran. Dalam sekejap, para pemburu berita mengepung pendopo. Ternyata yang datang adalah Pak Ganjar Pranowo. Sang Gubernur Jawa Tengah.
Berkemeja batik hijau lengan panjang, dia turun bersama sang istri, Siti Atikoh Supriyanti. ”Agenda apa Pak?” tanya wartawan. ”Main aja,” jawab Ganjar. ”Mau ngomongin politik?” lanjut tanya. ”Politik apa…,” jawabnya. ”Mau jadi cawagub (calon wakil gubernur)?” tanya seorang wartawan sekenanya. ”Saya gubernur kok disuruh jadi wakil?” jawabnya.
Keduanya lalu masuk ke ruang tamu. Kabar soal kunjungan Gubernur Jawa Tengah ke kantor Gubernur DKI Jakarta segera menyebar. Pendopo tambah riuh dengan hadirnya kameramen, fotografer, dan wartawan lain yang sebelumnya tersebar.
Satu jam lebih umur pertemuan itu ketika mobil hitam, Mitsubishi Pajero Sport D 1830 PN, mendekat ke pendopo. Tanpa diduga, keluar sosok lain yang tak kalah popular, Ridwan Kamil sang Wali Kota Bandung! Berkemeja putih lengan pendek dan peci hitam. Dia langsung meluncur masuk, terburu-buru. Beberapa orang memberondongnya dengan pertanyaan, ”Mau apa Pak?”, ”Janjian sama Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan Pak Ganjar?”, atau ”Persiapan Pilgub DKI 2017 Pak?”
Emil, panggilan umum warga Bandung ke Ridwan Kamil, menjawab singkat, ”Cuma mampir, kok, silaturahim saja ke Pak Ahok.” Hanya satu dua kali jawab dengan kalimat yang sama, lalu dia masuk ke ruang tamu Balai Kota Jakarta.[caption caption="Mobil yang mengantar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berkunjung ke Balai Kota Jakarta, Kamis (25/2/2016)"]
Tiga pemimpin muda itu bertemu kira-kira satu jam. Pukul 14.00, ketiganya keluar ruang dan menghadapi wartawan. ”Kami mengobrol bertiga. Kalau ada sesuatu yang tidak sepakat, ya, mungkin kami akan bersaing baik-baik,” kata Ganjar yang lalu disambung pertanyaan ke Basuki dan Ridwan, ”Begitu, kan?”
”Kalau ada kesepakatan, kami bertiga ini kan sama-sama merah putih,” lanjut Ganjar tanpa penjelasan lebih gamblang. Namun, Ridwan memperjelas, ”Ada pembicaraan soal peluang-peluang kami bertiga dalam kontestasi politik.”
Oke, ada pembicaraan politik dalam pertemuan itu. Namun, apa hasil pertemuan itu. Dua di antaranya menjawab, ”Tak ada kesimpulan dari pertemuan ini.” Basuki menganggapnya sebagai silaturahim ”pemanasan” menjelang Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.
Ridwan, meski belum memutuskan sikap, telah sejak Januari 2016 diumumkan Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra DKI Jakarta sebagai bakal calon yang akan diusung dalam pemilihan kepala daerah 2017. Ganjar adalah kader PDI-P. Dan, Basuki, telah berulang bilang akan maju dari jalur independen meski tidak tertutup kemungkinan lewat partai politik.
[caption caption="Kendaraan yang mengantar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Balai Kota Jakarta, Kamis (25/2/2016)."]
Bagaimana pertalian ketiganya di urusan politik, di hajat pemilihan kepala daerah tahun 2017? Adakah komitmen dari pertemuan itu? Mari kita tunggu bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H