Mohon tunggu...
Mukhamad Kurniawan
Mukhamad Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh -

Buruh. Seluruh tulisan mewakili diri. Mari menyalakan lilin. Bukan mengutuk kegelapan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ngebet Soal Ruang Interaksi

20 Januari 2016   17:55 Diperbarui: 7 Februari 2016   22:30 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu agenda yang rutin dijalani Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di sejak akhir tahun 2015 hingga awal 2016 adalah peresmian ruang publik terpadu ramah anak atau RPTRA. Acara sebenarnya tidak penting-penting banget. Apalagi dia rada alergi pada seremoni. Namun, Ahok selalu menyempatkan diri hadir.

[caption caption="Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Villa Anggrek di pinggiran Kali Pesanggrahan di Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diresmikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Rabu (20/1/2016)"][/caption]

Rabu (20/1/2016) pukul 08.00. Di sudut barat daya ibu kota, di pinggir Kali Pesanggaran di Bintaro, Jakarta Selatan, Ahok menyapa warga. Bersama sang istri, Veronica Tan, dia menyalami warga yang telah menunggu untuk peresmian RPTRA Villa Anggrek. Kebanyakan ibu-ibu dan anak usia sekolah.

Sejumlah warga menyerobot untuk foto bersama. Sebagian mengulurkan tangan untuk menyalami langsung Pak Gubernur. Sisanya, berteriak-teriak menanyakan kabar, sekadar mengundang perhatian, atau bertepuk-tepuk tangan. ”Pak Ahok, Pak Ahok, selamat datang!”

Panitia segera memulai acara. Seperti biasa, diawali doa, lalu sambutan-sambutan. Acara yang barangkali tak disukai Ahok. Tetapi apa daya, dia pejabat publik, sulit lepas dari seremoni dan acara resmi. ”Saya sempatkan hadir sebagai wujud terima kasih ke pihak yang telah membantu (pembangunan RPTRA),” ujarnya.

Sampai awal Januari 2016, terbangun 12 RPTRA di seluruh Jakarta, dan mayoritas di antaranya sumbangan swasta. Ada hibah, ada yang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). RPTRA Villa Anggrek yang diresmikan pagi itu, misalnya, dibangun oleh PT Metropolitan Kentjana, pengembang kawasan Pondok Indah Jakarta, selain RPTRA Meruya Utara dan RPTRA Kembangan Selatan di Jakarta Barat.

Ahok sebenarnya mengeluh. ”Bahaya nih kalau 150 RPTRA harus saya datangi (untuk peresmian),” ujarnya. Rencananya, selain menyelesaikan 62 RPTRA yang digagas sejak 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pembangunan 150 RPTRA di seluruh Jakarta tahun 2016. Cita-cita Ahok bahkan lebih banyak, satu taman untuk setiap 2.500 warga! Dengan sekitar 10 juta penduduk, berarti butuh 4.000 taman!

Saking ngebet-nya menciptakan ruang-ruang publik baru, Ahok menantang lurah, camat, dan wali kota membeli rumah, bangunan, atau lahan kosong untuk membangun taman. Tantangan serupa dialamatkan ke pengurus masjid dan tempat ibadah. Harapannya, area di sekitar ibadah lebih luas, jadi tempat berinteraksi warga yang lebih nyaman.

Kenapa taman, kenapa RPTRA? Ahok ingin warga Jakarta punya ruang publik yang nyaman, gratis, dan dekat rumah. Tak hanya arena bermain anak atau lapangan olahraga, RPTRA menjadi tempat rapat, mengobrol, dan ajang gaul warga. Dia ingin warga mengenal tetangganya. Tahu situasi sehingga segenap problem bisa diketahui dan diselesaikan segera.

”Bapak ibu bisa jadi tahu, tetangganya yang biasa main ke taman, tiba-tiba nggak pernah nongol. Lalu kita tengok, kita cari tahu masalahnya, dan bantu menyelesaikannya. Barangkali sakit, butuh bantuan modal, atau kebutuhan khusus lain,” ujarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun