Mohon tunggu...
Mukhamad Kurniawan
Mukhamad Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh -

Buruh. Seluruh tulisan mewakili diri. Mari menyalakan lilin. Bukan mengutuk kegelapan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mensyukuri Cipali

22 Juli 2015   17:13 Diperbarui: 22 Juli 2015   17:25 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba di area peristirahatan, mobil-mobil pemudik berjajar di area parkir. Orang-orang mengantre di toilet, dan sebagian bersiap makan sahur di kedai-kedai yang telah beberapa hari beroperasi. Sebagian beristirahat di kendaraan.

Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah shalat subuh. Saya membayangkan mendapat ”bonus” pemandangan di sepanjang perjalanan ke arah timur ini. Benar saja, mentari yang akan muncul, tepat di seberang kemudi, menghadirkan warna jingga di cakrawala. Kanan-kiri jalan Tol Cipali di sekitar Palimanan menyuguhkan siluet Gunung Tampomas dan Ciremai di sisi selatan, persawahan di kanan-kiri, dan pepohonan.

[caption caption="Gunung, sawah, dan permukiman di sisi luar Cipali"]

[/caption]

Kami merekamnya dengan kamera yang kami pasang di kaca depan. Ada foto siluet jingga gerbang tol Palimanan, video perjalanan yang relatif lancar, serta beberapa sudut yang kami arahkan ke sisi luar jauh yang menurut kami indah, termasuk jalan darurat yang menjadi “bonus” tak biasa selepas Pejagan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Ruas Pejagan-Kaligangsa yang berkerikil, berdebu, dan ”gelap” menjadi fase menantang pada perjalanan mudik kali ini. Mobil-mobil melaju pelan, tertutup pekatnya debu, serta suara kerikil yang menghantam bagian bawah kendaraan. Lampu hazard berkedap-kedip menjadi penanda.

[caption caption="Jalur darurat Pejagan-Kaligangsa"]

[/caption]

Hingga tiba di Semarang pukul 12.30, perjalanan kami aman. Menurut kami relatif lancar jika dibandingkan pemudik lain yang melintasi Tol Cipali pada Rabu (15/7/2015) atau Kamis (16/7/2015). Ini menjadi pengalaman tersendiri.

Bagi saya, arus mudik dan balik adalah ujian awal bagi Tol Cipali. Kelak, seperti halnya Jalan Raya Pos, jalur Cipali bakal menjadi sepotong nadi yang menopang ”sistem saraf” ekonomi Pulau Jawa. Teramat penting untuk menopang pergerakan orang dan barang. Selamat melintasi Cipali!  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun