Mohon tunggu...
Humaniora

Iman Kosong, Badan Jadi Gosong : Redefinisi Sukses yang Hakiki

14 September 2017   12:30 Diperbarui: 14 September 2017   12:42 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Tak Ada Istilah Keberuntungan Jika Sesudahnya adalah Neraka, dan Tidak ada IStilah Kesialan jika Sesudahny adalah surga" (Abu Bakar Ash-Siddiq)

Merasa Tak tahu, Hati nabiyullah Ibrahim kaget dan spontan bertanya, siapa musang yang menjijikkan dibawah kakiku ini? tiba- tiba ada jawaban, itu adalah ayahmu sendiri, Azar. Begitu tanya Jawab sekilas antara Allah dan Ibrahim di akhirat kelak...

Azar sang Ayah Nabi Ibrahim, bernasib sial karena tak mau beriman. bentuknya diserupakan dengan musang karena kekafirannya. Menjijikkan dan memuakkan. Manusia yang dunia gemar berpenampilan cantik, tampan, dan bermake-up diri, Allah ubah menjadi sejelek- jeleknya jika tak mau beriman. seperti yang Allah gambarkan dalam firmannya, akan Allah jungkirbalikkan dengan tertelungkup diatas wajahnya (Qs. Al-Mulk : 22), Badannya di masak hingga gosong (QS. An-Nisa : 56), Mereka diguyur dengan Air panas (QS. AL-Hajj : 19), yang bisa mencairkan kulit dan isi perutnya (QS. Al Hajj : 20). Naudzubillah...

Mari Muhasabah Akhi (terkhusus kami pribadi)

Iman, adalah perbendaharaan yang ter dan paling agung. Kita harus membuat benteng kokoh dan menjaga keimanan ini. "Sebab iman itu DINAMIS, meningkat karena ketaatan dan menurun dengan kemaksiatan", ust. Hanan Attaki dalam ceramahnya, "Iman itu naik turun ikhwa..., amalan wajib kudu dilaksanakan, amalan sunnah kuantitasnya menurun, kalau amalan wajibnya saja tidak dilaksanakan, itu mah Imannya keluar masuk" hehehe (^_^)

Kesuksesan Finansial duniawi, jangan sampai mengores, melabrak, dan menabrak keluhuran spiritual ukhrawi kita. Suatu yang tragis dan ironi jika kita mengtakan Abu Hurairah pribadi yang gagal hanya karena rumahnya numpang di masjid nabi, bersama para masyarakat kere kerika itu, Suatu yang Absurd jika diakatakan ibnu Taimiyah adalah pribadi yang gagal karena beliau tidak menikah, suatu yang tidak tepat jika dikatakan umar bin khttab pribadi yang gagal, karena pakaian beliau mempunyai 12 tambalan (berperilaku sederhana). Insya Allah mereka adalah manusia yang mulia, bahkan sahabat- sahabat nabi yang lain, tidak sedikit dtg kabar jaminan surga untuk mereka. Mereka lebih fokus pada yang lebih ashlah, membawa maslahat orang banyak, dan rela dirinya harus berkorban . 

 ilmu, pekerjaan, jabatan, akhwat (^_^), dan perkara dunia memang kita kejar untuk berbekal diri ikhwa, namun akhirat jangan sampai dianaktirikan sebab kesanalah terminal perjalanan hari. ikhwa fillah (terkhusus kami pribadi), "Seandainya KEMATIAN merupakan tempat peristirahatan yang tenang dari seluruh keluh kesah hidup manusia di dunia...Niscaya Kematian merupakan suatu kabar gembira yang dinanti- nantikan oleh setiap insan.. Akan tetapi kenyataannya berbeda..Setelah kematian ada PERTANGGUNG JAWABAN dan ada KEHIDUPAN..

HIDUP adalah Pertanggung Jawaban atas kelakuan tindakan kita. HIDUP adalah Dokumentasi amal untuk diaudit. HIDUP adalah folder dan file- file atas segala tindak-tanduk kita. itulah rahasia sehingga manusia dan jin dinamai tsaqalaini. dua makhluk yang berat, berat pertanggung jawaban amaliahnya.

Bismillahirrahmanirrahim

"Selamat datang kematian, tamu yang Ghaib, teman yang menemui seorang hamba yang fakir, Ya Allah sungguh kami takut kepada-MU, Ya Muqallibal Qulub, Tsabbit Qolbi 'Ala dinik, Engkau tahu bahwa kami menyukai dunia dan berlama- lama disana, kami terlena dengan nikmat-MU dan melalaikan kewajiban Kami Untuk-MU,. Ya Allah, tidak sedikit dari mereka yang kehausan ketika panas menggila (puasa), memaksa ruh bersujud ketika Malas Menerpa (Shalat), memaksa lidah bergerak ketika cemohan bertamu (nasihat), tidak sedikit derai air mata jatuh membasah ketika mengriringi sunnah Nabi MU. Ampunilah kami...., Jagalah Iman kami..., dan jagalah sahabat- sahabat kami yang senantiasa menasihati ke jalan MU."

Mari kembali Istiqomah ikhwa (terkhusus kami pribadi), Tetaplah Istiqomah, Insya Allah Jannah, Ibadah berkualitas, Surga baru pantas...(uhubbukum Fillah akh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun