Mohon tunggu...
Mujiburrohman Bakri
Mujiburrohman Bakri Mohon Tunggu... A Lifelong Learner

Menulis Bentuk Hidup dalam Keabadian | Be An Inspiration | mujiburrohmanbakri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Kekinian: Menuhankan Akal, Merendahkan Akhlak dan Adab

26 September 2023   05:00 Diperbarui: 17 Oktober 2023   01:17 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dokumentasi pribadi

Integrasi antara akal (rasionalitas), akhlak (etika/moralitas), dan adab (tata krama/tingkah laku yang baik) merupakan konsep penting dalam banyak tradisi budaya dan agama. Integrasi ini menunjukkan pentingnya harmoni antara pemikiran, perilaku, dan nilai-nilai dalam kehidupan individu.

  • Akal (Rasionalitas): Akal merujuk pada kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional, mengambil keputusan, dan menganalisis informasi. Akal membantu individu dalam memahami dunia, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang bijak. Dalam integrasi ini, akal digunakan sebagai landasan untuk memahami apa yang benar dan salah, serta bagaimana tindakan kita dapat memengaruhi diri sendiri dan orang lain.
  • Akhlak (Etika/Moralitas): Akhlak berkaitan dengan prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia. Ini mencakup konsep-konsep seperti kebaikan, keadilan, jujur, dan kasih sayang. Integrasi antara akal dan akhlak mengacu pada penggunaan pemikiran rasional untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dalam tindakan sehari-hari. Contohnya, seseorang yang menggunakan akalnya akan memikirkan konsekuensi etis dari tindakan mereka sebelum mengambil keputusan.
  • Adab (Tata Krama/Tingkah Laku yang Baik): Adab mengacu pada norma-norma sosial dan tata krama yang berlaku dalam masyarakat. Ini mencakup cara berbicara, berinteraksi dengan orang lain, dan berperilaku di berbagai konteks. Integrasi antara akal, akhlak, dan adab berarti menggunakan pemikiran rasional untuk memandu perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial dan tata krama yang baik. Ini menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghormati.

Integrasi antara ketiga konsep ini menghasilkan individu yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral, tata krama yang baik, dan cara menggunakan akal untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab. Ini juga membantu seseorang menjadi warga yang lebih baik dalam masyarakat, karena mereka akan memiliki kemampuan untuk memahami perspektif orang lain, menjaga hubungan yang baik, dan berkontribusi positif dalam komunitas mereka.

Dalam banyak tradisi agama dan filosofi, integrasi antara akal, akhlak, dan adab merupakan tujuan utama dalam mencapai kedewasaan spiritual dan moral. Hal ini membantu individu mencapai keselarasan dalam hidup mereka dan berkontribusi positif dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Kesimpulan

Fenomena manusia yang semakin menuhankan akal dan merendahkan akhlak serta adab kepada sesama adalah masalah yang perlu mendapat perhatian serius khususnya di lingkungan pendidikan apalagi pesantren karena itu merupakan cerminan kebobrokan moralitas yang harus diberantas. Ketidakseimbangan ini dapat menghasilkan dampak negatif pada individu dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan akal, akhlak, dan adab dalam kehidupan sehari-hari agar dapat mencapai keseimbangan yang sehat dan berkontribusi pada kemajuan moral dan sosial manusia sebagai makhluk sosial sebagaimana Aristoteles menyebutnya dengan istilah Zoon Politicon yang tak lain memiliki pengertian bahwa manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Pendidikan yang mempromosikan pemahaman tentang nilai-nilai moral dan etika harus menjadi prioritas untuk mengatasi fenomena ini, jika tidak hanya akan melahirkan generasi cerdas namun tak berkhalak dan beradab. 

Wallahualam Bissawab 

(Hanya Allah yang mengetahui kebenaran sesungguhnya)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun