Mohon tunggu...
Mujiburrohman Bakri
Mujiburrohman Bakri Mohon Tunggu... Guru - A Lifelong Learner

Menulis Bentuk Hidup dalam Keabadian | Be An Inspiration | mujiburrohmanbakri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cintai dan Syukuri Tubuh Kita

30 Juni 2023   02:20 Diperbarui: 30 Juni 2023   20:12 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenankan saya mengawali tulisan ini dengan mengucapkan "Stop body shaming". 

Kita harus bersama mengampanyekan tindakan yang merugikan dan membahayakan ini. Seringkali, ketika kita sedang asyik kumpul bersama teman dan bercanda gurau terkadang ada saja hal negatif yang bisa terjadi. Contoh saling sindir yang tadinya bermaksud sekedar gurauan, belum tentu diartikan sama oleh mereka yang menjadi bahan tertawaan. Tindakan bullying atau perundungan bukan hanya berbicara soal perbuatan fisik semata, tetapi juga secara verbal atau lewat kata-kata. 

Salah satu tindakan bullying verbal yang kerap kali tidak kita sadari adalah perilaku body shaming. Istilah ini menggambarkan perilaku seseorang yang gemar mengomentari bahkan menyindir rekannya dengan bentuk tubuh berbeda---baik terlalu kurus maupun berbadan gemuk. Sekilas kita mungkin menganggap komentar tersebut hanyalah candaan biasa, namun kebiasaan ini ternyata bisa berdampak fatal bagi perkembangan psikologi seseorang.

Hal senada pernah menimpa pada seorang perempuan berusia 17 tahun bernama Harriet Walsh. Seperti yang dilansir dari DailyMail.co.uk, ia tewas gantung diri setelah tidak sanggup menerima ejekan dari rekan-rekan sekolahnya. Sepanjang hidupnya ia selalu mendapatkan komentar negatif akan paras wajah dan bentuk tubuhnya yang gemuk. Tindakan yang umum terjadi pada kaum hawa ini sepertinya sudah tidak dapat lagi dianggap sebelah mata. 

Jika kebiasaan tersebut terulang kembali, artinya tidak menutup kemungkinanan kasus yang sama menimpa orang-orang di sekitar kita. Tidakkah sangat berharga nilai nyawa seseorang? Begitu burukkah ketika mereka menjadi diri mereka sendiri? Sangat disayangkan ketika perilaku ini mewabah di masyarakat kita bahkan di media online yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui beragam fakta seputar body shaming;

  • Menurunkan Rasa Percaya Diri Seseorang

Setiap perempuan memiliki bentuk tubuh yang beragam, baik mereka yang bertubuh sexy seperti biola atau gemuk, hingga tomboi. Ironisnya, terkadang mereka yang merasa memiliki tubuh sempurna justru menyudutkan temannya dan menyindir dengan ejekan. Keadaan ini bisa membuat rasa percaya dirinya kian menurun dan enggan bertemu dengan orang. Padahal, dukungan moral dari keluarga maupun teman adalah kunci terbaik untuk meningkatkan rasa percaya diri seseorang.

  • Berujung Pada Depresi

Penampilan fisik adalah hal sensitif bagi perempuan. Mereka mudah tersinggung ketika mulai membicarakan kekurangan fisik, baik dari bagian tubuh hingga wajah. Keadaan ini justru perlu kita waspadai jika terus berlangsung karena kemungkinan terjadinya depresi. Akibatnya, kasus bunuh diri yang pernah menimpa Harriet bisa sangat mungkin terjadi kembali.

  • Menjalankan Pola Diet Ekstrim

Bagi pemilik tubuh gemuk bisa jadi menerapkan program diet ekstrim yang sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh. Apalagi jika berat badan turun secara signifikan dalam waktu cepat. Akibatnya, kemungkinan mereka mengalami anorexia menjadi kian besar. Sebaliknya, bagi mereka yang bertubuh terlalu kurus bisa menjadi kalap makan dan mengakibatkan obesitas. Hal ini yang menyebabkan edukasi dan pemahaman tentang pola hidup maupun diet seimbang sangat penting.

Kasus bullying yang terjadi dewasa ini menjadi sorotan publik. Komentar negatif tentang bentuk tubuh seseorang secara verbal termasuk dalam kategori bullying. Ironisnya tindakan ini paling umum terjadi dan dilakukan oleh orang-orang terdekat.

  • Salah Memaknai Sebuah Kecantikan

Banyak orang yang bertubuh gemuk ataupun terlalu kurus menjadi semakin tidak percaya diri ketika mereka melihat sosok perempuan atau laki-laki di media sosial. Paras wajah cantik atau tampan dan bentuk tubuh seperti jam pasir atau muscle membuat mereka menjadi kian iri melihatnya. Padahal, saat ini banyak ajang pemilihan model bertubuh curvy yang tidak kalah populer. Kita harus mulai singkirkan semua bentuk stereotype dan perasaan minder yang membuat kita kehilangan momen berharga dalam kehidupan ini. Kecantikan bukan sekadar berbicara tentang fisik semata, tetapi juga pikiran dan perbuatan kita. 

Tanamkan persepsi positif bahwa setiap dari kita indah dan baik dengan segala keunikan yang kita punya, Cintai dan Syukuri Tubuh kita. Stop body shaming!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun