Mohon tunggu...
Mujib Fatkur
Mujib Fatkur Mohon Tunggu... Guru - Guru

Manusia yang tidak memiliki daya tarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Sosiokultural: Refleksi Melalui Alur Merdeka Studi Kasus di Kabupaten Jember

25 September 2024   05:40 Diperbarui: 25 September 2024   07:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya perspektif sosiokultural menghubungkan saya dengan konsep lain dalam berbagai mata kuliah, seperti psikologi pendidikan dan pengembangan kurikulum. Psikologi anak tidak dapat dipisahkan dari budaya tempat mereka tumbuh, sehingga pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan konteks sosial mereka. Saya juga melihat koneksi dengan mata kuliah manajemen pendidikan, di mana strategi pembelajaran yang berakar pada kearifan lokal dapat diintegrasikan ke dalam perencanaan sekolah.

7. Aksi Nyata: Bagaimana Pembelajaran Ini Membantu Kesiapan Saya sebagai Guru?

Pembelajaran ini membuka mata saya tentang pentingnya menjadi guru yang peka terhadap lingkungan sosial dan budaya siswa. Dalam skala 1-10, saya menilai kesiapan saya berada di angka 7. Saya merasa sudah memahami dasar konsep ini, tetapi masih perlu lebih banyak latihan untuk menerapkan pendekatan berbasis budaya secara efektif di kelas. Untuk bisa menerapkan hal ini secara optimal, saya perlu lebih banyak belajar tentang cara mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam materi pelajaran tanpa mengabaikan tujuan kurikulum nasional.

Kesimpulan

Pemahaman tentang perspektif sosiokultural memberikan dimensi baru dalam pendidikan, terutama di daerah seperti Kabupaten Jember yang memiliki kekayaan budaya dan nilai-nilai lokal yang kuat. Melalui Kurikulum Merdeka, kita bisa membangun pendidikan yang tidak hanya relevan secara akademis, tetapi juga selaras dengan kehidupan sosial dan budaya siswa, menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual dan berakar kuat pada identitas lokal mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun