Asas kepemimpinan dan manajemen jelas. Berdasarkan kasih-sayang dan musyawarah. Hal ini sesuai dengan amanat dalam sila keempat. "Kebijaksanaan dalam hikmat permusyawaratan...". Filosofi kepemimpinan adalah "Dengan cinta, kebersamaan dan musyawarah untuk mencapai tujuan kebahagiaan."
Jabatan dan Khalifah.
Tujuan diciptakan manusia sudah jelas, untuk beribadah kepada Sang Pencipta.Â
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku." (QS. Adz Zariyat:56)
Semua potensi yang tuhan berikan, harta, kecerdasan, prestasi, keluarga, dan jabatan adalah sebagai sarana untuk mengabdi kepada-Nya.Â
Sudah disinggung sejak awal, bahwa khalifah bermakna mewakili. Pejabat adalah pemangku kebijakan untuk mewakili sifat kasih sayang dari Allah dan mewakili orang yang dibawahi.Â
Tentunya, orang yang dibawahi menginginkan kemajuan dan kesejahteraan. Maka, pejabat adalah seorang konektor antara tuhan dan umat. Dalam Islam dikenal dengan "Hablum minallah dan Hablum minannas".Â
Ada catatan khusus yang perlu diperhatikan adalah fungsi kekhalifahan tidak berlaku pada satu posisi saja. Seperti pemimpin tertinggi, tapi berlaku kepada semua lapisan.Â
Dalam artian semua bentuk pekerjaan adalah mewakili tuhan dalam fungsi positif sebagai pelayan masyarakat atau menjalankan tupoksi sebagai amanah yang diembannya.Â
Singkat kata, kuli adalah khalifah, petani adalah khalifah, wartawan adalah khalifah, hakim adalah khalifah, pengusaha adalah khalifah, mahasiswa adalah khalifah, guru atau dosen adalah khalifah, dokter adalah khalifah.Â
Semua profesi dan tugas adalah khalifah. Semua pekerjaan adalah sarana memanen pahala jika benar dalam bertugas dan bisa menjadi ladang dosa jika keliru dan curang dalam meraih jabatan dan mengembannya.