Mohon tunggu...
Mujib Almarkazy
Mujib Almarkazy Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk memanen pahala

Menulis itu adalah rangkaian dari huruf itu-itu saja bisa membuat sedih atau bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Penonton Sejati

18 Januari 2020   06:29 Diperbarui: 21 Januari 2020   07:54 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangun pagi ada layar biru, tonton

Buka ponsel lihat artikel, tonton

Lihat video orang makan, tonton

Lihat bangunan pencakar langit, tonton

Memang akulah penonton Sejati. 

Nenek moyang telah mengukir karya untuk Nusa. 

Penjelajah bulan telah sampai ke angkasa

Pemanjat tebing tinggi telah sampai ke akar langit kedua

Pilot telah mengarungi jagat

Penulis hebat telah menorehkan kanvas emas sejarah

Para desainer telah menghasilkan maha karya

Aku masih menonton

Ah, memang aku hanyalah penonton

Penonton Sejati. 

Buku lawas maupun buku terpopuler hanya ku tonton

Cakrawala pengetahuan bertambah hanya untuk menjadi penonton

Aliran karya hebat hanya membuat melongo

Penonton tetaplah penonton

Tidak ada rasa untuk ditonton

Rasa ku hanyalah untuk menikmati karya bukan untuk memberi pelayanan karya

Kepala hanya tertegun untuk menyaksikan karya tanpa keinginan berkarya

Ah, siapakah aku, hanyalah penonton dan akan tetap menonton.

By: Mujiburrahman Al-Markazy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun