(Oleh: Mujiatun, S.Pd.)*
 Layaknya meminum air lautan, makin diminum semakin haus. Demikian halnya mengikuti DOGMIT INDONESIA ini, makin diikuti semakin ingin ikut lagi. Karena dengan mengikuti diklat tersebut semakin ketahuan ketidaktahuan kita tentang IT. Pertama kali saya mengikuti DOGMIT EDUGAME motivasi saya ingin menjadi seorang guru yang dirindu oleh peserta didik.
Maksudnya, dengan saya menguasai media berupa edugame tentu saja pembelajaran akan lebih menarik bagi peserta didik saya. Pasca mengikuti diklat tersebut, edugame langsung saya aplikasikan pada kegiatan pembelajaran.
Hasilnya luar biasa, peserta didik menyambut antusias terhadap game yang saya berikan. Mereka pun semakin termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga peserta didik selalu menantikan kehadiran saya di kelas dengan game-game menarik yang akan saya sajikan.
Beberapa bulan kemudian, DOGMIT INDONESIA membuka kelas kembali yaitu DOGMIT PREZI, QUIZ CREATOR, DAN DIGIBOOK. Saya pun mendaftar kembali karena masih ingin menambah ilmu pengetahuan saya tentang media pembelajaran berbasis IT. Alkhamdulillah, sepuluh hari mengikuti diklat tersebut makin bertambah pengetahuan saya tentang membuat media pembelajaran yang sangat menarik dalam bentuk prezi, quis creator, dan digibook.
Dan efek luar biasa dari media pembelajaran yang langsung saya aplikasikan di kelas adalah peserta didik semakin fokus mengikuti pembelajaran dan semakin termotivasi. Sehingga dari menit pertama proses pembelajaran hingga menit terakhir, mereka aktif dan bersemangat.
Dengan demikian, hasil ulangan harian mereka pun sangat memuaskan dan lebih meningkat dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunakan media berbasis IT tersebut.
DOGMIT E-LEARNING SCHOOLOGY kali ini merupakan diklat online ketiga yang pernah saya ikuti. Motivasi saya kali ini adalah seorang guru haruslah melek IT agar dapat meningkatkan mutu pembelajarannya. Saat ini, guru masih banyak yang gagap teknologi dalam pemanfaatan kemajuan TIK dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain. Dimana pembelajaran interaktif (e-learning) yang juga harus melibatkan guru-guru dalam bidang studi lainnya akan terhambat.
Di era informasi ini, tanpa adanya kemauan untuk mengerti, menggunakan, dan mengakses bidang yang relevan dengan keilmuannya, maka fungsi guru sebagai fasilitator perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkikis sehingga yang ada hanyalah guru yang miskin informasi.
Sejauh ini, masih banyak guru yang belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran. Padahal, kemajuan teknologi seperti internet dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang menolong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Namun, sayang masih banyak guru yang gaptek. Banyak pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan pola-pola konvensional, yang sering dikenal dengan pembelajaran berpusat pada guru. Guru aktif sementara peserta didik seperti disetting untuk menjadi pendengar setia dalam kelas. Peserta didik bukanlah objek dalam pembelajaran yang "diam dan duduk" saja.