Keempat, jangan terlena dengan mitos "Pertumbuhan Cepat". Industri telehealth mengalami pertumbuhan yang pesat di awal pandemi COVID-19, tetapi kemudian mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan cepat tidak selalu berkelanjutan dan perusahaan perlu fokus pada strategi jangka panjang.
Kelima, sangat penting untuk membangun kemitraan. Ketika pemain telehealth keluar dari pasar, peluang baru terbuka bagi startup kesehatan digital untuk bermitra dengan pemain digital health lainnya termasuk dengan program digital health milik pemerintah (SatuSehat) dalam pengembangan layanan kesehatan digital.
Keenam, adaptasi dan inovasi. Perusahaan telehealth perlu beradaptasi dengan perubahan pasar dan terus berinovasi untuk menawarkan layanan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. Termasuk perlunya berfokus pada kebutuhan pasien (patient centric) dan memahami apa yang mereka inginkan dari layanan telehealth.
Ketujuh, perlunya regulasi yang Jelas. Peran pemerintah di sini sangat penting untuk mendukung dan memastikan pertumbuhan dan stabilitas industri telehealth.
Diharapkan dengan menerapkan pelajaran ini, industri telehealth di Indonesia dapat menghindari jebakan yang sama dengan di Amerika Serikat dan membangun masa depan yang lebih cerah dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, sehingga telehealth dapat memainkan peran penting dalam membangun sistem kesehatan yang lebih adil dan merata bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H