Mohon tunggu...
Muhammad Jasrif Teguh
Muhammad Jasrif Teguh Mohon Tunggu... Apoteker - Strategy and Corporate Risk Management - Founder IDN-Pharmacare Institute - Penulis

Strategy and Corporate Risk Management - Founder IDN-Pharmacare Institute - Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengenal Beragam Organisasi Kemahasiswaan, Pilih yang Mana?

21 Desember 2021   15:15 Diperbarui: 23 Desember 2021   12:45 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali ada di antara kita yang memiliki memori masa kuliah yang datar-datar saja. Mengemban amanah dari orang tua, terlebih harus merantau dan ngekos, maka kuliah adalah tugas menuntut ilmu agar wisuda tepat waktu.

Tapi tidak semua menjalani rutinitas monoton kos-kuliah-praktikum-laporan-kos. Ada juga tipe mahasiswa yang memilih untuk tidak hanya menghabiskan masa kuliah dengan aktivitas monoton tersebut.

Beberapa diantaranya memilih menyeimbangkan antara kegiatan perkuliahan dengan kegiatan kemahasiswaan dengan ikut aktif berorganisasi. Bahkan tak jarang pula ada yang cenderung berat sebelah tenggelam dalam kegiatan organisasinya.

Ada banyak alasan mengapa mahasiswa pada akhirnya memilih untuk aktif berorganisasi. Biasanya jika seseorang memiliki pengalaman aktif berorganisasi sejak SMA, baik itu OSIS, Pramuka, Rohis atau yang lainnya, maka kecenderungannya ketika kuliah akan tetap berorganisasi.

Kesadaran akan pentingnya menjadi "aktivis" sambil tetap kuliah telah menjadi bagian dari karakternya dan tertanam dalam dirinya. Sehingga sang mahasiswa tersebut terasah dan terlatih untuk mengatur waktu dan kegiatannya agar bisa seiring sejalan.

Namun jika mahasiswa tersebut sejak masa SMA tidak memiliki pengalaman dalam berorganisasi, bukan berarti saat kuliah juga tidak aktif berorganisasi alias menjadi mahasiswa monoton. 

Peran dan pengaruh dari mahasiswa senior atau rekan yang berasal dari daerah yang sama biasanya menjadi alasan untuk bergabung dalam kegiatan kemahasiswaan.

Terdapat tiga alternatif bagi mahasiswa dalam memilih untuk berorganisasi di kampus. Pertama, organisasi intra kampus yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Senat Mahasiswa (SM). 

Kedua organisasi ini dapat menjadi pilihan bagi yang memiliki minat dalam kegiatan yang lebih umum terkait kemahasiwaan. Semacam miniatur organisasi pemerintahan di level mahasiswa. Biasanya kedua organisasi inilah yang memiliki relasi formal dengan Dekanat ataupun Rektorat.

Ilustrasi kegiatan mahasiswa (sumber: dok. pribadi)
Ilustrasi kegiatan mahasiswa (sumber: dok. pribadi)

Kedua, organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Ini merupakan organisasi intra kampus juga yang diakui oleh pihak kampus dan biasanya juga mendapatkan bantuan pendanaan untuk operasionalnya. 

Ada beragam jenis kegiatan UKM kampus sebagai tempat menyalurkan minat dan bakat mahasiswa. 

Biasanya terbagi menjadi tiga unit besar yaitu unit kegiatan olahraga (UKM Sepakbola, UKM Basket, UKM Karate, UKM Taekwondo dan lainnya), unit kegiatan kesenian (UKM Musik, UKM Teater/drama, UKM tari dan lain sebagainhya) dan unit kegiatan khusus (Resimen mahasiswa, Koperasi mahasiswa, Mahasiwa pencinta alam, Unit kesehatan mahasiswa dan lain sebagainya).

Ketiga, organisasi ekstra kampus. Organisasi yang masuk kategori ini tidak berada dibawah naungan Dekanat maupun Rektorat dan biasanya berlandaskan pada agama atau ideologi tertentu. 

Misalnya HMI, KAMMI, PMII, GMKI, GMNI dan lain sebagainya. Kegiatan organisasinya lebih dekat pada isu-isu politik praktis, ideologi dan keagamaan. Para politisi Senayan banyak yang merupakan alumni organisasi ini.. hehe

Selain ketiga kategori organisasi kemahasiswaan di atas, ada juga beragam aktivitas yang dilakoni mahasiswa selama kuliah yang kegiatannya tidak berada pada lingkungan kampus. 

Antara lain organisasi perkumpulan mahasiswa daerah. Ini merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa berbasis kesamaan daerah asal. Misalnya perkumpulan mahasiswa Aceh, perkumpulan mahasiswa Papua, Perkumpulan mahasiswa Sulawesi Tenggara dan lain sebagainya.

Beberapa mahasiswa juga menyalurkan minat dan bakatnya dengan bergabung pada organisasi-organisasi sosial di masyarakat (LSM). Misalnya LSM yang bergerak pada gerakan anti narkoba, LSM di bidang pencegahan HIV/AIDS, LSM terkait bantuan hukum masyarakat dan lain sebagainya.

Pada prinsipnya menjadi mahasiswa tidak hanya mengemban amanah untuk menuntut ilmu dan lulus tepat waktu. 

Tapi juga bagaimana belajar sebanyak-banyaknya tidak hanya dari ruang-ruang kelas dan laboratorium kampus, tapi juga belajar sekaligus mengembangkan kemampuan dan kompetensinya melalui beragam aktivitas yang dapat pilih berdasarkan minat dan bakat masing-masing. 

Tapi ingat juga, jangan sampai tenggelam apalagi hanyut dalam kegiatan kemahasiswaan sampai lupa untuk lulus dan wisuda..

Intinya ada benefit dan ada pula risikonya. Terpulang kembali bagaimana latar belakang, visi pribadi masing-masing, lingkungan kampus dan masyarakat sekitar. 

Karena survey membuktikan, bahwa dunia kerja dan dunia pengabdian selepas kampus, kesuksesannya tidak semata-mata ditentukan oleh pencapaian akademis dan IP yang tinggi. Tapi juga pada kapasitas dan kapabilitas yang terbangun selama menempuh masa studi di kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun