Ketimbang bergantung pada pemasok, pemilik kedai kopi ini memilih langsung terjun ke petani rakyat atau petani kecil. Data Statistik Perkebenunan Indonesia 2017 menunjukkan dari 1.2 juta hektar areal lahan kopi, 92,3 persennya milik perkebunan rakyat.
Petani rakyat atau petani kopi dalam skala kecil inilah yang menjadi pemasok utama bahan baku kopi di kafe-kafe. Dengan mendatangi langsung para petani, diharapkan terjadi direct trade atau sistem penjualan langsung di mana para petani juga turut mendapatkan hasil panen yang menguntungkan bagi mereka.
Oleh karena itu strategi mendesak mendorong produktivitas (kualitas dan kuantitas) kopi menjadi penting dimulai. Misalnya Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) sejak tiga tahun lalu menginisiasi Pasar Kopi di gelaran Jakarta Coffee Week. Selain mendorong pasar yang 'adil dan pantas', juga berfungsi menjadi pemicu bagi petani kecil di tengah merosotonya volume panen nasional empat tahun terakhir.
Langkah itu bisa mengenalkan petani dengan dunia pasar. Mempertemukan mereka dengan pembeli atau pengekspor yang menginginkan kualitas kopi lokal dan premium namun harga bersaing. Sehingga serapan kopi bisa semakin meningkat.Â
Yakinlah bahwa kopi di balik kopi yang digiling, ada kerja keras petani yang selalu mengusahakan menghasilkan biji terbaik. Mari mencintai kopi, dan jangan sampai ada gula di antara kita.
#sebelumnya diposting laman pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H