penguatan skill seperti, menulis, seni budaya, interpreunership, dsb.
Oleh sebab itu peran pemuda diharapkan dapat menangkal pergulatan ideologi yang semakin hari semakin mencekam pada negeri ini. Mahasiswa yang katanya menyandang agent of change, agent of social control, agent of knowledge yaitu, suatu agen perubahan sosial yang akan memberikan perubahan terhadap peradaban manusia kedepannya yang di nanti-nantikan dan di harapkan oleh masyarakat dapat memberikan bukti nyata bukan cuman kata-kata yang membungkusnya.
Soekarno pernah mengatakan "Mati adalah pilihan terhomat bilamana para pemudanya hanya menjadi sampah-sampah peradaban." Pernyataan soekarno ini menetang keras para kaum pemuda terpelajar khususnya, maka tiada revolusi di kasur tidur kerjaannya tidur makan tidur lagi makan lagi apakah seperti itu makna kehidupan? Itu evolusi bung!
Dalam sebuah pidatonya, Soekarno mengatakan "Penjajah tidak akan punah dan tidak sudi enyah dari muka bumi Indonesia ini, meskipun proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 telah kita cetuskan!" Sementara itu Bung Hatta pada lain kesempatan juga mengatakan bahwa "Setelah perjuangan senjata berakhir bangsa ini masih harus meneruskan perjuangan yang jauh lebih terjal dan rumit lewat pena dan pasar."
Tentunya, kedua proklamator itu tidak sedang bermain kata-kata atau pun melempar dadu spekulatif untuk memproyeksikan tantangan bangsa ini dimasa yang akan datang. Perenungan sejenak untuk membuka hati kita atas kedua kutipan dari kedua proklamator kita ini akan memberikan gambaran yang simpul tentang keadaan bangsa ini ditengah himpitan arus globalisasi pada masa kini. Serentetan permasalahan yang menjadi PR besar untuk bangsa ini khususnya pada para pemuda sebagai generasi penerus ini demi keberlangsungan bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H