Mohon tunggu...
Mujahidil Anshari
Mujahidil Anshari Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswa dan Tantangan Persoalan Kebangsaan

1 April 2019   23:59 Diperbarui: 2 April 2019   02:58 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenjang awal untuk memperluas wawasan, membentuk mental awal dan wacana yang progresif, proses internalisasi terkait soal nilai dan ideologi PMII agar benar-benar memiliki kesadaran yang tinggi yang berintegritas dan nanti mampu berdispora dan melebur di kalangan masyarakat manapun.  Semakin tinggi tingkatan pengkaderan, maka semakin berat pula perjuangan yang harus di hadapi, memang tidak mudah untuk menjadi kader yang betul-betul mengabdikan diri dan memberikan kontribusi kepada PMII.

Perjuangan mahasiswa tidak akan pernah selesai di pengkaderan saja. Karena masih banyak problem sosial, selalu datang bersama dengan eksistensi kemanusiaan. Masalah adalah bagian dari sunnatullah. Ikhtiar adalah cara yang perlu dilakukan oleh mahasiswa, agar kehadirannya bisa berfungsi sebagai solusi, bukan malah menambah beban masalah baru, bagi realitas kebangsaan kita.

Setiap era mempunyai tantangan dan kebutuhan berbeda-beda. Termasuk dalam konteks kekinian, dimana hari ini negara sedang di himpit oleh gerakan neo fundamentalisme agama dan neo liberalisme.

Gerakan fundamentalisme agama yang berkeinginan keras mendirikan negara islam dengan cara- cara kekerasan dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang dibangunnya, padahal cara tersebut sangat bertentangan dengan Islam lebih-lebih kemanusianya,  sebenarnya telah ada sejak masa awal berdirinya NKRI, pada saat itu mereka memberontak melalui gerakan DI/TII guna mendirikan negara islam dan menolak pancasila. Setelah pada saat itu gerakan mereka berhasil diredam termasuk oleh NU, memasuki era reformasi gerakan mereka hidup lagi dalam bentuk yang lebih modern, yakni bentuk gerakan dakwah, teror dan politik. Keberadaan mereka sampai saat ini berkembang denan cukup pesat dan dinamis.

Disisi yang lain, memasuki era globalisasi, semuanya menjadi terbuka, dan nilai-nilai lain, telah masuk ke dalam segala sendi. Terutama yang menjadi persoalan pelik di Indonesia adalah tantangan neoliberlisme yang merasuki kehidupan berbangsa dan bernegara dari berbagai sisi, seperti regulasi dan tataran undang-undang negara. Sehingga, tidak pelak, negara kita, dari produk undang-undangnya telah terkepung dari berbagai sisi oleh neoliberalisasi.

Selain itu, neoliberalisasi juga menyerang sektor budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi. Keadaan seakan ditentukan oleh kekuatan luar. Negara tidak berperan berarti. Akhirnya, yang menjadi korban adalah rakyat banyak. Imbas yang dirasakan, terutama terlihat, menurunnya daya beli masyarakat dan merebaknya budaya hedonisme masyarakat akibat dari efek negatif neoliberalisasi. Hedonisme ini mengakibatkan, nilai-nilai kebangsaan, kenegaraan dan hingga kemasyarakatan, hanya menjadi bias. Tanpa nilai tawar yang berarti, tertukar oleh uang, dan sejenisnya. Akhirnya Pancasila hanya menjadi mitos yang makna dan nilai-nilainya seakan telah tergadaikan, dan tak lagi membumi. Tidak diamalkan sebagaimana mestinya, dan hingga hanya menjadi bacaan hapalan saja. 

Sementara ideologi Indonesia adalah pancasila. Dan kajian lebih lanjutnya, akar dari ideologi pancasila, adalah aswaja dan budaya nusantara. Nilai-nilai dari pancasila, merupakan kristalisasi dari nilai-nilai aswaja, yang mempunyai dimensi keagamaan, kebangsaan, hingga kemasyarakatan.

Dengan demikian, gerakan mahasiswa PMII kedepan adalah:

gerakan penguatan aqidah aswaja, meliputi gerakan aqidah, syariah dan akhlak/ tasawuf.

gerakan penguatan pancasila sebagai idiologi Negara dalam kehidupan dan regulasi berbegara.

pengembangan basis akademik (Pendidikan, penelitian, pengabdian)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun