Mohon tunggu...
Humaniora

Asal Usul Budaya dan Perkembangan Antropologi

1 April 2016   20:21 Diperbarui: 1 April 2016   20:26 2551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam mempelajari asas-asas  dan ruang lingkup antropologi, selain mengetahui fase-fase perkembangan ilmu antropologi, antropologi masa kini, ilmu ilmu bagian dari antropologi, hubungan antara antropologi sosial dan budaya, dan metode ilmiah dari antropologi. Tapi yang ingin saya bahas disini asal usul “budaya” dan perkembangan antropologi.

1.  ASAL USUL BUDAYA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan adalah milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang disebarkan kepada anggota-anggotanya dan diwariskan kepada generasi berikutnya  melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). 

Dan dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama. Munculnya budaya juga dipengaruhi karena adanya sebuah interaksi.

Adapun syarat-syarat terjadinya interaksi ialah:

-          Adanya kontak sosial

Bisa diartikan kontak berarti bersama - sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologis, kontak merupakan gejala sosial. Jadi, kontak sosial merupakan aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku dan si penerima, dan si penerima membalas aksi itu dengan reaksi. Kita juga bisa membedakan kontak dengan cara, sifat, bentuk, dan tingkat hubungannya.

-          Komunikasi

komunikasi adalah tindakan seseorang menyampaikan pesan terhadap orang lain dan orang lain itu memberi tafsiran atas sinyal tersebut serta mewujudkannya dalam perilaku. Dari uraian di atas, tampak bahwa komunikasi hampir sama dengan kontak. Namun, adanya kontak belum tentu berarti terjadin komunikasi. Komunikasi menuntut adanya pemahaman makna atas suatu pesan dan tujuan bersama antara masing - masing pihak. Dalam berkomunikasi kita juga mengenal 4 unsur yaitu pengirim, penerima, pesan, dan umpan balik (feedback).

2.  PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

Adapun pendapat bahwa munculnya antropologi menyebabkan ‘Rasisme’.  Sebelum mengetahui mengapa ada pendapat tersebut ada baiknya kita mengetahui apa itu ‘Rasisme’.

 Menurut Wikipedia Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Berbicara tentang munculnya antropologi itu menyebabkan rasisme karna  dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai begitu manusia mulai berfikir tentang masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan secara sadar memutuskan untuk membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-masyarakat lain yang melakukan kontak dengan mereka.

Ahli sejarah Yunani, Herodotus (484-425 SM) menghabiskan bertahun-tahun untuk melakukan perjalanan di Asia, Mesir dan Yunani, dan menuliskan gambaran terperinci tentang pakaian, panen, etiket dan ritual dari orang-orang yang ia jumpai. Ibn Khaldun (13326-1406) adalah seorang ahli politik dan sejarah yang tinggal beberapa tahun. Ia menghasilkan karya ilmiah yang menakjubkan, karena mengelompokkan orang-orang yang diamatinya menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu suku Bedouin yang dianggap liar, nomaden serta agresif, dan masyarakt kota yang menetap, berpendidikan dan kadang-kadang korup, yang menggantungkan hidup mereka pada pertanian lokal.

Dan karna adanya perbedaan-perbedaan itulah menyebabkan Rasisme. Sebagai masyarakat yang hidup dimasa kini kita tidak akan bisa menghindari yang namanya rasisme. tetapi sebagai orang Indonesia dan berdasarkan norma pancasila ada baiknya kita mengaplikasikan sila ke-3 pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”.

tak ada penulis yang sempurna tanpa kritik dan saran. jadi silahkan comment di kolom yang disediakan! :)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun