Mohon tunggu...
Mujab
Mujab Mohon Tunggu... Buruh - Wahana menuangkan karya dan gagasan

Saya aktif di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Selain itu aktif di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pahlawan di Balik Penampilan: Hari Pahlawan 2024

10 November 2024   16:42 Diperbarui: 10 November 2024   16:46 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: warganusa.com

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa banyak buruh di industri manufaktur, terutama di sektor tekstil, pakaian jadi, dan produk kecantikan, menerima upah minimum yang nyaris tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak, apalagi menyisihkan tabungan untuk masa depan. 

Laporan dari Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia mengindikasikan bahwa upah buruh di sektor industri rata-rata masih di bawah standar kelayakan hidup. Kondisi ini diperparah dengan jam kerja yang panjang dan tekanan produksi yang tinggi. 

Di sisi lain, biaya hidup terus meningkat, terutama di perkotaan. Buruh yang sering kali harus bekerja hingga 12 jam sehari, bahkan lembur tanpa tambahan insentif yang memadai, masih harus pulang dengan penghasilan yang pas-pasan. 

Realitas Hidup di Bawah Bayang-Bayang Tekanan Ekonomi 

Kenyataan pahit bagi banyak buruh di Indonesia adalah hidup di bawah tekanan ekonomi yang berat. Meski mereka memiliki pekerjaan, penghasilan yang diterima sering kali habis hanya untuk biaya hidup sehari-hari, belum lagi jika harus menanggung biaya pendidikan anak atau kesehatan keluarga.

Ini membuat sebagian besar dari mereka terpaksa berutang atau bekerja tambahan untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Situasi ini semakin memprihatinkan jika dilihat dari minimnya perlindungan hak-hak buruh. Beberapa perusahaan masih menerapkan sistem kontrak jangka pendek, yang membuat posisi buruh semakin rentan karena ketidakpastian pekerjaan dan risiko kehilangan penghasilan kapan saja. 

Selain itu, kondisi kerja yang mereka alami jauh dari nyaman. Buruh pabrik di sektor garmen misalnya, sering kali bekerja di lingkungan yang tidak sehat, penuh sesak, dengan penerangan dan ventilasi yang minim. Padahal, keberhasilan produk yang mereka hasilkan berkontribusi pada kenyamanan dan kemewahan bagi konsumen. 

Merek-merek ternama yang produknya laris di pasaran sering kali lupa bahwa di balik setiap produk yang dihasilkan, ada ratusan bahkan ribuan buruh yang bekerja di bawah bayang-bayang ketidakpastian hidup. 

Kesadaran untuk Menghargai dan Memperjuangkan Hak Buruh 

Hari Pahlawan bukan hanya momentum untuk mengenang jasa para pejuang kemerdekaan, tetapi juga saat yang tepat untuk menghargai perjuangan para buruh yang terus berjuang demi kesejahteraan keluarga mereka. 

Mereka adalah pahlawan modern yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pasar akan produk fashion dan kosmetik berkualitas. Tanpa kehadiran mereka, produk-produk yang kita gunakan sehari-hari mungkin tidak akan hadir di pasaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun