Untuk mengatasi ketimpangan tersebut air hujan bisa dikelola dengan cara memasukkannya ke dalam tanah. Misalnya dengan membuat sumur resapan, lobangan di sekitar aliran air/runoff air hujan, dan cara mengelola air hujan lainnya. Harapannya tanah terbanyu menyerap air hujan sebagai kompensasi sejumlah luasan lahan yang tertutup atap bangunan atau lainnya.
Sehingga air hujan lebih lama di daratan sebelum akhirnya mengalir hingga ke laut. Di waktu yang bersamaan air yang tertahan di darat akan memberikan banyak manfaat seperti untuk pertanian, MCK, air minum, kebutuhan industry dan lain sebagainya.
Data yang dikeluarkan PDAM Kota Salatiga menunjukkan bahwa ada kenaikan permukaan air yang cukup signifikan pasca pembangunan hampir 800 sumur resapan di cathment area mata air senjoyo Jawa Tengah pada tahun 2014-2015. Â Kenaikan itu berlangsung sekitar 4 tahun. Ini kenaikan yang sungguh luar biasa.
Selain Kenaikan permukaan air tanah sebagai salah satu indikasi bagaimana upaya menaikkan volume air hujan yang bisa diserap tanah bisa ditingkatkan. Indikasi lainnya misalnya suburnya tanah sekitar sumur resapan karena ada banyak air hujan tersimpan di kedalaman tanah dimana air hujan diresapkan. Sementara di tempat lain air hujan banyak yang menjadi runoff sehingga yang terserap ke dalam tanah lebih sedikit. Dalam beberapa kasus pengembangan sumur resapan juga menaikkan permukaan air tanah sehingga sumur gali juga menjadi semakin banyak debit mata airnya.
Kepentingan seluruh pihak
Menangkap dan meresapkan air hujan, menahannya lebih lama di tanah dan membiarkannya di sana sehingga cadangan air tanah menjadi kepentingan seluruh pihak. Karena seluruh pihak membutuhkan air sesuai kebutuhan dan peruntukan masing masing.
Memanen air hujan dan menahannya lebih lama di daratan baik dipermukaan apalagi meresapkan ke dalam tanah harus menjadi kepentingan dan agenda bersama serta dikerjakan seluruh pihak sesuai kemampuan dan kewenangannya. Tidak ada alasan bagi siapapun untuk mengabaikan air hujan mengalir kemana mana sementara dimusim kemarau mereka mengeluh kekurangan air.
Pemerintah di seluruh tingkatan sudah mepet untuk memiliki kebijakan tentang bagaimana air hujan yang ada dikelola semaksimal mungkin agar bisa terserap ke dalam tanah. Hujan yang tidak terkelola terbukti menyebabkan banjir, kerusakan infrastruktur, kerusakan lahan pertanian, dan angka kerugiannya tidak sedikit. Di bagian lain ketika masyarakat, petani, pelaku usaha, dan elemen lain saat kekurangan air mau tidak mau akan menguras anggaran pemerintah untuk mengatasi itu. Jika bahan pangan ada alternatif penggantinya, energi ada energi terbarukan, tetapi tidak dengan air.
Satu kali mengabaikan air hujan keluar ongkos dua kali. Ongkos penanganan bencana karena air hujan yang tidak terkelola dan ongkos karena kekurangan air saat membutuhkan. Â Naudzubillah min dzalik
Selamat Hari Air Sedunia 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H