Pak tua termenung
Pegangi uang tiga puluh ribu untuk seratus kilo timunnya
Keringat, peluh, kerja keras empat bulan
Yang tanam terlunta lunta
Yang beli semena mena
Pak tani lain bercerita
Transport, ongkos bongkar muat, parkir
Jauh lebih tinggi dari harga jual sayurnya
Sayurnya ia bagikan kepada sanak saudara
Yang tanam tembakau
Antarkan di sana kaya raya
Yang pungut cukai tinggal sebut angka
Disini merana
Yang tanam padi
Sejak dulu dipersilahkan
Tapi soal harga bukan dia yang tentukan
Petani garam merana
Mahal dicaci murah jadi komoditi
Komoditi politik
Timun tak segar lagi
Sayur tak bergizi lagi
Padi tak mengenyangkan lagi
Tembakau tidak syahdu lagi
Garam tak asin lagi
Petani merana
Yang di sana tertawa
Sambil periksa agenda politiknya