Ketiga; perkuat lembaga riset. Kita tahu perang dagang antara negeri tirai bamboo dan negeri paman sam diantaranya  dipicu soal teknologi 5G. Negeri tirai bamboo sudah berhasil memiliki propotipe teknologi tersebut dan paman sam belum selesai.
Ini membikin paman sam ketir ketir. Kekuatan riset menunjukkan betapa sebuah Negara memiliki kekuatan hebat dan menjadi potensi untuk mensejahterakan warganya, serta kuat dikancah perekonomian dunia.
Apa yang bisa diandalkan selain kekayaan alam, dan hasil riset. Indonesia tidak mungkin akan terus menerus mengacu pada referensi lama dan usang. Ibaranya OS pada handphone yang selalu berkembang, OS di tahun 2010 yang hebat kini menjadi usang di tahun 2020. Kalau dipaksakan untuk memakai OS lama itu tindakan konyol dan sia sia. Begitu juga dengan hasil riset dan pengembangan. Â
Jangan sia-siakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru momentum krisis ini harus kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan. Demikian Pak Jokowi melanjutkan pidatonya. Covid-19 menempatkan banyak Negara dalam krisis, tak peduli Negara dengan ekonomi terkuat sekalipun.
Ibaratnya saat ini tengah terjadi kemelut di tingkungan yang melibatkan seluruh pembalap termasuk para pembalap papan atas. Ada yang jatuh, ada yang tergelincir, ada yang luka, ada yang melambat, ada yang terhenti hingga ada yang hancur lebur kendaraan balapnya. Karena memanfaatkan momentum ini maka yang berhasil keluar dari tikungan ia selamat, yang pertama keluar dari tikungan  ia akan memimpin. /jb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H