Dunia pertanian menjadi fokus perhatian penting para penguasa kala itu karena dengan pertanian yang kuat maka rakyat sejahtera, tidak terjadi pemberontakan karena perut lapar, dan kerajaan juga semakin bisa membangun kekuatannya dari aspek ekonomi. Tradisi mengenali cuaca dan iklim untuk pertanian sesuai dengan kearifan local ini juga ada di daerah daerah lain di Nusantara.
Dari aspek keyakinan bertani sangat erat kaitannya dengan religiusitas sebuah komunitas, tatanan social, pribadi masing masing petani hingga menjadi semangat melakukan gerakan perlawanan.Â
Pemberontakan petani di Cilegon di tahun seribu delapan ratusan merupakan contoh petani bersama pesanntren bisa mengorganisir diri dan melakukan pemberontakan.Â
Mastuhu meneliti tentang pesantren dan memasukkan gerakan pesantren yang melibatkan para petani. Ini salah satu indikasi bahwa petani memiliki konteks budaya religiusitas yang kuat./jb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H