Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belanja Bingkisan Lebaran untuk Orang-orang Terdekat

7 Mei 2021   23:55 Diperbarui: 8 Mei 2021   00:16 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernak-pernik kebutuhan pokok dan kie-kue khas lebaran (Dok. Pribadi)

Sudah menjadi semacam tradisi jika lebaran kira-kira H-7, saya itu biasanya sibuk belanja pernak-pernik kebutuhan pokok (sembako) dan kue-kue khas lebaran untuk diberikan kepada orang-orang terdekat selama ini.

Ini saya lakukan dalam rangka berbagi kegembiraan dan sebagian rezeki dengan saudara-saudara dan orang-orang yang selama ini dikenal dekat dan selalu bersama dengan keluarga saya, misalnya asisten rumah tangga, tukang sampah, dan seterusnya.

Barang-barang kebutuhan pokok (sembako) antara lain berupa gula, minyak kelapa, susu, teh, kopi, sirup, dan lain-lain. Sedangkan kue-kue khas lebaran ala kampung, misalnya, berupa kue akar kelapa, dodol betawi, kue nastar, dan kawan-kawannya yang semacam itu.

Dari senarai kue khas lebaran ala kampung yang agak unik, menarik, dan hanya ada saat lebaran itu adalah kue bernama "Akar Kelapa" dan "Dodol Betawi". Kalau kue nastar jelas sudah biasa, enggak aneh, walaupun itu juga khas lebaran.

Cerita tentang penganan atau kue "Akar Kelapa" dan "Dodol Betawi" nanti bisa dibaca dalam tulisan saya lain waktu. Dari bahan apa saja dibuatnya dan bagaimana proses membuatnya. Ini pun, menurut saya, tak kalah menariknya.

Nah, semuanya itu dibuat semacam bingkisan lebaran, dan siap diberikan kepada mereka yang sudah ada dalam daftar yang akan menerima.

Sebagian sudah saya berikan minggu kemarin ke saudara-saudara dekat di kampung. Sebagian lagi diberikan langsung ongoing saat mereka datang ke rumah.

Saya belanja barang-barang itu sekaligus di perkulakan yang tidak jauh dari rumah. Lumayan banyak seakan-akan saya kayak mau buka toko sembako saja.

Terkait belanja kebutuhan keluarga mendekati hari "H" lebaran, biasanya sehari atau dua hari sebelumnya.

Dalam keluarga saya dari tahun ke tahun, dan dari musim lebaran ke musim lebaran, yang notabene istri saya kebetulan orang Betawi (asli Mampang), sehingga wajar selama ini seperti yang sudah lama berjalan dengan mengikuti tradisi Betawi.

Di samping penganan atau kue khas Betawi tadi, berupa kue akar kelapa dan dodol Betawi, juga penganan atau kudapam khas Betawi yang memang hampir selama ini tak pernah absen dan selalu "wajib" hadir saat waktu istimewa  yaitu hari lebaran.

Sebut saja misalnya, kudapan ketupat lebaran, "Sayur Godog" (sayur khas menemani ketupat lebaran diracik dari pepaya setengah matang, kacang panjang, dicampur santan, irisan tempe, dan sedikit petai), semur daging, opor ayam, uli (dari beras ketan), dan tape beras ketan hitam.

Sekali lagi, istri saya dan saya pun kerap menemani sebagai suami siaga dan merangkap "sopir pribadi" berbelanja senarai bahan itu semua biasanya sehari jelang lebaran di pasar tradisional yang suasananya tampak warga masyarakat tumplak dan membeludak layaknya pasar khas lebaran di kampung.

Demikian secuil cerita tradisi keluarga saya ala kampung tatkala jelang lebaran sebentar lagi tiba, terkait belanja apa saja, dan pernak-pernik kudapan apa saja yang biasanya disiapkan. 

Begitulah musim lebaran ala kampung. Lebaran tetap adalah musim yang selalu ditunggu dan selalu menarik. Tabik. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun