Padahal apa bedanya Ramadan dengan bulan lain, bukankah kebutuhan dan konsumsi sehari-hari sama, yang beda hanya mengubah waktu makan saja.
Sesungguhnya indikasi gejalanya bertumpu sikap mental yang lebih mementingkan keinginan ketimbang kebutuhan, perilaku konsumerisme, hasrat konsumtif, dan gaya hidup yang berlebihan.
Solusinya adalah apa yang diajarkan oleh puasa Ramadan. Antara lain sebagaimana makna puasa (shaum) secara bahasa adalah al-imsak yang berarti menahan.
Dengan kata lain, kita harus mampu menahan diri dari godaan hawa nafsu dan hasrat konsumtif, perilaku konsumerisme, gaya hidup berlebihan, dan pemborosan saat Ramadan.Â
Hindari dari belenggu tingginya keinginan daripada kebutuhan. Sehingga demi keinginan apa pun dikonsumsi dan dibeli, padahal itu semua belum tentu sesuai kebutuhan. Demikian, Tabik. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H