Mengetsa asa, menunda hasrat, berjeda ingin, menahan nafsu, untuk autentik. Berpuasalah.
Bulan Ramadan adalah bulan penuh hikmah dan berkah. Ada faedah meruah yang bisa diraih. Tidak saja lahiriah, tapi juga batiniah.
Puasa Ramadan tidak berlebihan jika disebut sebagai madrasah (sekolah) atau pesantren kilat yang dalam waktu singkat yaitu hanya sebulan, kita diajarkan banyak hal dalam berbagai aspek tadi.
Salah satu aspek yang juga tidak luput dari perhatian dan sedikit banyak dipengaruhi oleh momen puasa Ramadan adalah perilaku ekonomi dan keuangan.
Betulkah demikian, atau dalam arti, adakah relevansi dan pengaruhnya momen Ramadan ini terhadap gaya hidup kita, khususnya dalam aspek perilaku ekonomi dan keuangan?
Pemerintah sampai sempat-sempatnya memikirkan persediaan dan ketercukupan dari berbagai komoditas dan sembako di bulan suci Ramadan dan lebaran adalah salah satu realitas.
Ada beberapa produksi yang hanya ada saat-saat bulan Ramadan. Ketika orang berbuka puasa dengan meminum es buah, misalnya, itu harus dicampur dengan sirup.Â
Yang muncul di benak orang ketika menyebut sirup, tentu saja adalah merek sirup yang itu. Padahal sudah banyak merek sirup lain diproduksi, tapi tetap saja yang terkenal dan kesebut saat bulan Ramadan adalah merek sirup yang itu-itu juga.Â
Tampaknya memang sirup yang satu ini sudah menjadi langganan bulan puasa, dan kayaknya hanya diproduksi oleh perusahannya khusus untuk bulan puasa.Â
Coba saja Anda cari sirup itu di luar bulan Ramadan, saya bisa pastikan, Anda bakal tidak menemukannya atau Anda akan sulit mendapatkannya. Mumgkin saja tetap diproduksi dan ada, tapi kenyataannya, itu langka.
Jadi memang kelihatannya sirup itu dengan merek yang itu lakunya cuma di bulan Ramadan. Ini juga realitas dari aspek ekonomi dan keuangan, efek momen bulan Ramadan.