Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makan Siang Ditemani Pepes Ikan Emas "Beda"

1 Maret 2021   15:26 Diperbarui: 1 Maret 2021   23:00 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik, langsung cerita eksekusi ikan emas dan ikan mujair. Ikan mujair digoreng dengan bumbu pesmol (masakan ikan bumbu kuning) seperti biasa oleh istri tercinta. Yang dipepes itu hanya ikan emas. Ini juga pasti istri saya yang masak.

Cara Membuat Pepes Ikan Emas

Satu kilo ikan emas (tergantung selera, mau ukuran yang sedang atau yang besar) dicuci, disiangi, dan dibersihkan lebih dulu. Siapkan bawang merah 8 siung, bawang putih 5 siung, sereh 2 batang, daun salam secukupnya (karena setiap satu pepes ikan emas disertakan satu daun salam), daun kemangi secukupnya, jahe, kunyit, langkoas, ketumbar, cabai merah, cabai rawit, tomat, garam secukupnya, dan gula secukupnya.

Kemudian, bumbu-bumbu itu diulek atau diblender. Setelah agak halus dicampurkan ke ikan emas dalam satu wadah, dan diaduk-aduk rata. 

Setelah itu, ikan emas yang sudah bercampur bumbu itu dibungkus dengan daun pisang. Ujung kanan dan kiri gulungan daun pisang (media pepes) direkatkan dengan menggunakan tusuk gigi saja, biar simpel (bisa juga memakai staples), kata istri saya.

Terakhir, dikukus (dipepes). Kalau istri saya menggunakan panci presto. Kalau tidak, pakai panci (langseng) biasa saja juga bisa, sebagaimana biasa.

Setelah menurut prediksi dan naluri memasak, pepes ikan emas kira-kira sudah matang, angkat. Lalu, hidangkan. Gampang bukan, bikin pepes ikan emas "beda"? 

Kenapa pepes ikan emas ini disebut "beda"? Disebut "beda" yang merupakan singkatan dari gabungan kata "betawi dan sunda". Istri saya orang Betawi. Lahir di Mampang Jakarta Selatan. Dan saya sendiri orang Sunda. Lahir di Anyer, Banten. Singkatan "beda", kepanjangan dari "betawi dan sunda" ini tentu saja made in atau bikinan saya sendiri. Jadilah, jalinan dan ikatan cinta kami seperti judul lagu lawas itu, "Antara Anyer dan Jakarta".

Selain itu, kenapa disebut "beda". Karena perpaduan cita rasa kuliner betawi dan sunda. Saya dan istri itu klop soal rasa masakan. Kami tidak suka masakan dengan cita rasa pedas (apalagi pakai banget). Paling tidak, walaupun pedas, tapi pedasnya sedang-sedang saja. Tidak terlalu pedas. Maka itulah, pepes ikan emas ini pun, tidak terlalu pedas, tapi pedasnya sedang. 

Itulah, pepes ikan emas "beda" dengan cita rasa berbeda. Bumbunya nyerep, terasa gurih, dan lezat. Diracik dengan penuh cinta. Pepes ikan emas "beda", kuliner khas, kolaborasi cita rasa kuliner betawi dan sunda.

Menikmati makan siang ditemani dengan pepes ikan emas "beda" alias betawi-sunda memang maknyus. Tabik. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun