Dan, Fadli Zon pun berharap agar bukan dirinya yang ditunjuk. Karena malu hati dan gengsi luar biasa baginya untuk bergabung dengan pemerintahan sekarang. Hampir semua warganet tahu, kerjanya cuma merisak pemerintah melulu.
Terlepas, Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo (kemudian terjerat kasus korupsi lobster ini), menjabat Menteri di Kabinet Indonesia Maju. Posisi Fadli Zon dan Partai Gerinda tetap tidak jelas, apakah menjadi partai koalisi pemerintah atau oposisi (di luar).Â
Nyatanya, Fadli Zon tetap saja berkoar-koar, menyerang dan meradang terhadap pemerintahan Jokowi dan kebijakan-kebijakannya. Alasannya, menegakkan proses demokrasi dan kritik terhadap pemerintah adalah sah dan boleh-boleh saja. Ini negara demokrasi.
Ini jelas ironis, wong Prabowo Subianto, Ketua Umum partainya saja berada di dalam pemerintahan Jokowi, tapi Fadli Zon justru bersikap oposisi dan terus mengobok-obok pemerintahan Jokowi.
Maka, pada akhirnya posisi Fadli Zon itu enak sekali, dan bebas bersikap semau-maunya sendiri, terserah dia, mau husnuzon, atau malah lebih sering suuzon pada pemerintah. Bebas-bebas saja.
Atas dasar itu, sekali lagi, boleh dong saya menduga dan menerka, khusus untuk Fadli Zon, adalah kecil kemungkinannya untuk menjadi pembantu Presiden Jokowi, menjabat menteri apa pun, termasuk menggantikan koleganya, Edhy Prabowo yang tersangkut kasus korupsi, menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Tabik. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H