Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika Kakek Berpoligami

21 November 2020   21:42 Diperbarui: 22 November 2020   16:09 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Poligami/kompas.com/SHUTTERSTOCK

Ini cerita personal. Ringan dan remeh-temeh. Salah satu sisi cerita kehidupan masa lalu, dan ada saya di dalamnya, baik langsung atau tidak langsung, ikut merasakan berbagai kondisi sosial dan psikologis dalam alur dan plot skenario Tuhan ini.

Kakek dari ibu saya pernah menjadi pelaku poligami. Beristri dua. Jadilah, saya sebagai cucu dari seorang kakek dan bernenek dua. Karena, kakek dan nenek dari pihak ayah, ketika saya lahir mereka sudah tiada.

Saya adalah cucu kandung dari nenek yang pertama, dan sekaligus, cucu dari nenek yang kedua. Saya akrab dan sangat dekat dengan keduanya. Dua-duanya masih tampak rona geulis (cantik) di wajahnya yang sudah mulai keriput.

Kakek saya dan dua nenek saya pun sudah lama kembali ke haribaan Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta. Semoga mereka husulkhatimah, selalu dalam ampunan dan kasih sayang-Nya. Lahum al-fatihah.

Kakek saya memang ganteng. Gagah. Atletis. Postur tubuhnya tinggi. Hidungnya mancung. Rambutnya ikal. Bagi Anda yang termasuk generasi 80-an atau 90-an, mungkin sempat kenal selebritas dan aktor bernama Robby Sugara. Seperti itulah kakek saya. Kurang dan lebihnya. Serius.

Dan kebetulan, semasa hidupnya, kakek saya berteman dengan Robby Sugara ini. Robby Sugara ini ceritanya punya rumah peristirahatan di sekitar Pantai Anyer (di mana kakek saya tinggal), mengisi dan menikmati masa-masa usia seniornya sehari-hari. Mereka berteman mungkin karena sama-sama ganteng, dan selebihnya kayaknya urusan bisnis.

Makanya, wajar jika dua nenek saya yang terlibat kehidupan asmara, dan bersuamikan kakek saya itu, suatu ketika dalam suatu kesenpatan mendaku, dan berseloroh pada saya.

"Siapa perempuan yang tidak tertarik dan luluh hatinya oleh kakekmu itu, gagah, kasep, baik lagi," cerita keduanya sembari mesem dan senyam-senyum pada saya, cucunya (yang jika ditarik-tarik masih miriplah kasepnya dengan kakek). 

Hehe...Laut kok digaremin!

Bernenek dua dari satu kakek. Mungkin kondisi ini adalah hal biasa dan lumrah dalam perilaku sosial dalam ranah kebebasan pribadi bagi sebagian orang. Poligami adalah sah dan memang dibolehkan oleh agama dan undang-undang. (Lihat, Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, dan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU Perkawinan).

Barangkali sebenarnya bukan hal aneh, jika ada cucu yang hidup dengan dua nenek dari seorang kakek dalam rentang waktu bersamaan. 

Biasa akan lahir beragam situasi dengan berbagai kesan: keseruan, kelucuan, kecemburuan, sosial- psikologis, positif-negatif, dan suka-duka dalam menjalaninya.

Ada drama kehidupan yang menarik dan unik yang saya alami sebagai cucunya.

Sebentar, nanti saya lanjut ya. Tabik. [] (Bersambung).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun