Ada aksi sweeping produk Prancis di minimarket. Aksi ini dilakukan oleh sekelompok pemuda yang mengatasnamakan pemuda Islam. Pokoknya pemuda Islam, entah siapa dan dari mana. Anonim atau awanama.
Aksi mereka itu masih mending. Dan masih lebih bagus karena tidak melakukan penjarahan, tapi mereka sportif membayar barang-barang yang dianggap produk Prancis itu saat mereka lakukan sweeping.Â
Lalu barang-barang itu mereka bakar ramai-ramai, dan sambil bersorak-sorai. Tentu saja, tidak lupa mereka memfoto dan merekamnya untuk di-share. Viral lah, akhirnya.
Notabene. Jika mereka melakukan penjarahan (mengambil paksa) dalam aksi sweeping itu, maka akan lain ceritanya. Itu jelas termasuk tindakan kriminal, kejahatan, dan akan berurusan dengan aparat kepolisian.
Aksi boikot dan sweeping produk Prancis ini sebenarnya masih menjadi kontroversi di ruang publik. Ada yang setuju, dan ada yang tidak.Â
Termasuk kasus penghinaan pada Nabi Muhammad, pembunuhan sadis terhadap pelaku penghinaan, dan sikap yang dilakukan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron atas dasar kebebasan berekspresi, pun masih kontroversial di ruang publik.Â
Dan saya tidak akan mengudar soal ini panjang lebar. Tahu sendiri, kalau sudah panjang kali lebar, pasti meluas.
Cuma dipikir-pikir, aksi sweeping produk-produk Prancis di minimarket itu menjadi sangat menguntungkan bagi pihak mini market. Jadi pihak minimarket untung banget. Karena besoknya mereka bisa jadi ngisi lagi produk yang sama.
Mungkin bagi pihak mini market, anggap saja itu hitung-hitung barang dagangannya laku keras. Atau lamat-lamat mungkin penjaga minimarket itu bilang begini, "Sering-sering saja sweeping kayak begini. Asyik juga. Lanjutkan sweeping," bisiknya dalam hati.
Dalam pengalaman yang sudah-sudah, jika ada persoalan yang menyangkut apa pun dan dipicu oleh isu apa pun yang kira-kira sensitif dalam suatu negara secara global, misalnya isu SARA, maka dampaknya akan menjalar ke mana-mana, ke berbagai aspek.
Lalu muncul laguh-lagah (riuh rendah, hiruk-pikuk) seruan aksi boikot dan sweeping terhadap produk-produk negara tersebut, maka ujung-ujungnya itu akan selalu sia-sia dan muspra.Â