Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Santuy, Jangan Panik Ketika Ada Orang yang Kesurupan

4 Oktober 2020   13:53 Diperbarui: 12 Oktober 2020   17:48 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang Kepala Desa Gantar Kabupaten Indramayu mengalami kesurupan pada suatu acara TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), baru-baru ini | KOMPAS.COM

Kini Anda tidak perlu lagi mengguyur orang yang kesurupan dengan air seember. Bukan apa-apa, kasihan dia, yang ada basah kuyup dan menggigil kedinginan. Justru itu tidak membuatnya sadar atau sembuh.

Dunia lain (mistik, supranatural, horor, dan lain-lain istilahnya itu), adalah fenomena biasa dalam kehidupan manusia. 

Tinggal tergantung pada bagaimana tingkat pemaknaan dan kepercayaan masing-masing orang.

Tidak saja di dunia Timur, tapi juga di dunia Barat, apa pun agama dan kepercayaannya itu, yang jelas, fenomena yang satu ini sudah sejak lama ada dalam sejarah kebudayaan dan peradaban manusia.

Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, adalah negeri yang tidak saja tanahnya, tapi juga realitas mistiknya dengan beragam ekspresi itu, sangat subur di sini.

Suka atau tidak suka, percaya ataupun tidak, ini bagaimanapun adalah realitas. Realitas yang memang cenderung tidak rasional, dan sering absurd.

Bagi orang-orang yang bergumul dalam ranah sosiologi, antropologi, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial lainnya, bahwa realitas mistik atau supranatural ini adalah obyek menarik dan makanan sehari-hari dalam penelitian dan pemikiran mereka. 

Makanya, maaf, jika ada pembaca yang notabene sosiolog, antropolog, atau filsuf, yang emoh dengan realitas ini, mungkin dia sedang pura-pura saja memungkiri realitas, atau hal-hal yang mistis, atau supranatural itu.

Atau, bisa jadi sebenarnya dia adalah lebih aktivis dan pelaku dalam mistik dan perkara humor eh... horor itu. Hanya saja, mungkin dia sedang malu, kalau dia nanti dibilang sebagai orang yang enggak modern dan irasional.

Seabrek fenomena mistik bisa kita temukan di sekitar kita. Nah, salah satunya adalah fenomena kesurupan.

Percaya atau tidak, kesurupan atau kerasukan itu ada. Entah itu karena apa, apakah dirasuki roh, makhluk halus, setan, dedemit, atau apa pun bentuk dan wujudnya, sehingga terjadi ketidakseimbangan atau ketidaknormalan pada sistem saraf yang melahirkan ekspresi dan sikap yang aneh.

Bedakan dengan orang yang mabuk karena narkoba atau minuman keras, atau seseorang yang kena hipnotis. Ini sangat berbeda pendekatan pemahaman dan penelitiannya dengan perkara kesurupan atau kerasukan tadi.

Saya bukan seorang yang ahli dalam perkara-perkara mistik, supranatural atau dunia lain itu. Tapi saya sedikit tahu saja, terutama soal kesurupan.

Karena saya sudah biasa menghadapi dan menyembuhkan orang yang kesurupan itu. Kesurupan dalam berbagai ekspresi.

Dalam pengalaman saya, jika ada orang yang kesurupan, saya melihat orang-orang yang berada di sekitarnya itu sangat panik, waswas dan ikut ketakutan juga. 

Tidak sedikit orang bergegas atau buru-buru ke kamar mandi. Mau apa dia, BAB? Bukan. Mau mengambil air seember, lalu mengguyurkannya kepada orang yang kesurupan. Ember!

Bagi saya, mengguyur orang yang kesurupan dengan air seember itu, tidak salah, tapi kurang tepat dan tidak efektif saja. Bisa saja yang kesurupan itu sembuh atau sadar, tapi bisa juga tidak sama sekali. 

Saya melihat, alih-alih sembuh atau sadar, justru yang pasti orang yang kesurupan itu basah kuyup, dan menggigil kedinginan.

Pasti Anda penasaran, bagaimana tekniknya menyembuhkan atau menyadarkan orang yang kesurupan?

Kenapa saya bisa? Apakah saya pernah mempelajari teknik untuk mengatasi dan menyembuhkan orang yang kesurupan itu? 

Terus terang, saya juga enggak tahu. Dan saya enggak pernah mempelajari tentang itu. Rajin amat saya mempelajari soal-soal beginian. Kayak enggak ada kerjaan saja.

Karena yang saya tahu juga, takada universitas ilmu kesurupan di Indonesia ini, bahkan mungkin di dunia.

Cuma saya bisa saja. Dan saya tidak sedang bohong. Saya memang sudah lama akrab dengan makhluk halus, apalagi makhluk kasar (kuli bangunan, kebetulan saya mandornya...hehe). Seperti juga Anda yang lebih ahli dan senior di bidang ini, atau kesurupan ini. Tabik, seilmu seguru, jangan saling ganggu! Hehe... 

Yang jelas, tetap santuy, rileks, dan jangan panik, jika Anda melihat orang yang kesurupan. Kalau memang Anda bisa, dan mampu, segera bantu, dan tolong dia. 

Bagaimana caranya? Masa mesti saya bocorkan di sini. Enggak etislah. Ada caranya, tentu saja. Tapi, jika Anda mungkin sekadar ingin tahu, silakan saja hubungi saya secara daring. Jangan pakai kuota belajar.

Kini Anda tidak perlu lagi mengguyur orang yang kesurupan dengan air seember. Bukan apa-apa, kasihan dia, yang ada basah kuyup dan menggigil kedinginan. Justru itu tidak membuatnya sadar atau sembuh.

Tidak ada universitasnya, tapi kalau gelar kesarjanaannya, malah kayaknya ada dulu. Mungkin dulu sekali. Anda pernah dengar gelar "S. Ag"? Itu kalau enggak salah kepanjangannya adalah Sarjana Alam Gaib?! Tabik. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun