Orang tua atau wali santri tidak diperkenankan turun dari kendaraaan. Artinya, anak saja yang turun, sedangkan orang tua tetap dalam kendaraan.
Anak didrop (diturunkan) dan kendaraan berhenti beberapa menit, anak bersalaman ke orang tua, lalu berlalu begitu saja.
Suasananya memang terasa agak mencekam dan sedikit menegangkan. Was-was dan deg-degan.
Seperti pesan kopi atau makanan di tempat peristirahatan di tengah perjalanan (jalan bebas hambatan, misalnya), lantatur (layanan tanpa turun) atau drive thru itu, istilahnya.
Saat baru tiba di gerbang pondok pesantren, setiap kendaraan disemprot disinfektan. Lalu, sampai posko pengecekan surat-surat terkait protokol kesehatan, antara lain surat hasil rapid tes santri, pernyataan isolasi dan karantina mandiri di rumah, dan sebagainya.
Masuk lingkungan pondok pesantren, berputar mengikuti alur petunjuk arah, kembali ke pintu gerbang semula, dan lantas meluncur pulang.
Menyaksikan kesiapan pihak pondok pesantren dengan fasilitas dan prasarana penunjang prorokol kesehatan dalam memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19, rasanya tenang dan tidak terlalu khawatir.
Berharap ketenangan saya dan para orang tua santri yang lainnya, berbanding lurus seiring ikhtiar bersama pimpinan pondok pesantren semaksimal mungkin untuk memutus dan mengunci paparan pandemi ini, semuanya selalu dalam kesehatan, keselamatan dan lindungan Allah SWT. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H