Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Sunda Banten] Cicing di Imah, Ulah Indit ka Mana-mana, Bilih Katarajang Wabah Corona

11 April 2020   14:56 Diperbarui: 12 April 2020   20:10 5348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia:

[Sunda Banten] Diam di Rumah, Jangan 
Pergi ke Mana-mana, Khawatir Terpapar Wabah Corona

[Keterangan Foto] Si bungsu sedang belajar di rumah. Ia tengah melaporkan tugas hafalan Al-Quran kepada gurunya menggunakan video-call | Dokumentasi Pribadi

Corona  itu seperti jurig (hantu). Tidak tampak, atau tak kasat mata, tapi nyatanya sudah banyak yang menjadi korban terpapar oleh wabah penyakit yang mendunia (pandemi) ini. Banyak juga yang sudah meninggal dunia karena virus corona itu.

Ada-ada saja lakon yang terjadi di dunia ini. Sontak, orang-orang semua sedunia tampak belingsatan dan kepanikan luar biasa.

Tidak ketinggalan negara kita juga, sama tampak belingsatan dan kepanikan luar biasa, oleh satu sebab, tidak berbeda karena itu-itu juga, yaitu adanya wabah penyakit yang bernama virus corona itu.

Menurut informasi, sudah mencapai dua ratusan lebih negara di dunia ini yang terpapar oleh wabah penyakit ini. Luar biasa sekali wabah yang bernama virus corona ini. Sangat membahayakan dan merepotkan terhadap segala aspek kehidupan manusia sehari-hari. Jadi semua benar-benar menderita oleh adanya corona.

Biasanya selama ini ada ungkapan sehari-hari dalam masyarakat yang disebut dengan singkatan "hardolin" (dahar, modol jeung ulin/makan, buang air besar, dan bermain). Tetapi saat adanya wabah corona seperti ini, terpaksa harus diam di rumah saja, terpaku, rebahan di atas tikar (di tempat tidur), dan tidak bisa ke mana- mana. Kerjanya hanya dahar/makan, modol/buang air besar, dan hees/tidur melulu, disingkat "hardoles" (singkatan yang saya bikin sendiri). Begitu melulu yang dilakukan hampir setiap hari. Membuat perasaan tidak betah.

Memang harus bagaimana lagi coba. Mau main ke mana pun, keluar rumah saja harus hati-hati, karena ketakutan kalau nanti terpapar wabah corona itu.

Corona itu seperti jurig (hantu). Tidak tampak, atau tak kasat mata, tapi nyatanya sudah banyak yang menjadi korban terpapar oleh wabah penyakit yang mendunia (pandemi). Banyak juga yang sudah meninggal dunia karena virus corona itu.

Tahu sendiri, kalau seseorang sudah terpapar wabah penyakit corona itu, gejalanya, badan demam, panas dingin, bersin-bersin, pilek, batuk-batuk, sakit kepala, agak sesak nafas, begitu informasinya.

Na'uzubillah! Gusti Allah, Tuhan semoga memberikan  kesehatan, keselamatan, dan lindungan kepada kita semua dari segala musibah, utamanya wabah corona.

Makanya, sekarang itu yang penting, dengarkan dan ikuti pemerintah saja, apa yang harus dilakukan untuk menangkis dan melawan agar tidak terpapar dan tertular wabah penyakit yang bernama corona.

Yang terpenting dalam keadaan wabah penyakit ini, kita harus diam di rumah saja, jangan ke mana-mana, walaupun terpaksa keluar rumah, harus memakai masker, atau kain penutup, bikin sendiri juga, itu bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun