Ibadah haji adalah ibadah yang bisa dibilang masih menempati rating tertinggi dan terfavorit bagi umat Islam Indonesia sampai detik ini.
Ibadah haji tampaknya memang berbeda dengan ibadah-ibadah lain, seperti salat, zakat, dan puasa. Padahal itu sama-sama rukun Islam. Kenapa bisa begitu?
Baca juga: Berhaji Bukan Sekadar Berburu Huruf "H"Â
Karena menunaikan ibadah haji itu membutuhkan biaya yang lumayan tinggi. Bagi yang mampu saja. Hanya yang punya uang minimal sebesar Rp 25 juta rupiah sebagai setoran awal biaya haji atau ongkos naik haji (ONH), baru bisa daftar haji untuk mendapatkan nomor porsi haji.Â
Sampai saatnya pelunasan nanti kalau sudah tercantum resmi sebagai jemaah haji yang wajib berangkat di tahun itu totalnya kurang lebih sekitar Rp 35 juta.
Kisaran biaya haji biasanya tergantung Dolar Amerika. Kebijakan ini berdasarkan keputusan Presiden melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Itu baru daftarnya saja. Berangkatnya entah kapan. Karena harus antre menunggu sampai berpuluh tahun. Konon kalau daftar haji reguler sekarang, daftar tunggunya ada yang sudah mencapai 20 tahunan. Nggak usah dibayangkan. Harus berlatih sabar memang.
Kalau sudah terdaftar dan mendapat nomor porsi, jika ingin tahu estimasi tahun keberangkatan haji, bisa dicek melalui Siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) di situs Kementerian Agama RI.Â
Begitu lamanya menunggu hanya untuk beribadah saja. Saking antusiasme umat Islam untuk berangkat haji. Itulah ibadah haji.Â
Sampai-sampai karena lamanya proses daftar tunggu haji, orang akhirnya berbondong-bondong berangkat umrah. Jadi lumayan laku biro-biro perjalanan haji dan umrah.
Haji dan umrah di sini memang sudah menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Efeknya agama sering menjadi kedok untuk melakukan penipuan. Karena kalau umrah dilaksanakan kapan saja. Beda dengan ibadah haji ditentukan waktunya. Cuma di bulan Zulhijah.Â