Itulah fungsinya kenapa mercusuar dibangun. Untuk membantu navigasi kapal besar agar tidak tersesat dan mendekati (melewati) perairan laut dangkal itu.
Selain itu, di Kepulauan Seribu ada juga pulau-pulau wisata eksklusif yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau perusahaan. Misalnya, Pulau Bidadari, Pulau Kotok Besar, Pulau Puteri, Pulau Matahari, Pulau Sepa, dan yang lainnya. Pulau-pulau ini menyediakan cottage, hotel mewah dan lengkap fasilitasnya, termasuk convention hall.
Untuk berwisata ke pulau-pulau ini bisa berlayar dengan menggunakan kapal pesiar yang ditawarkan oleh agen wisata/travel.
Di antara pulau-pulau wisata eksklusif itu, hanya Pulau Puteri yang pernah saya kunjungi dan menginap semalam. Itu juga kebetulan. Kebetulan pejabat-pejabat teras, atasan saya mengadakan rapat pimpinan di Pulau Puteri ini.Â
Karena Pulau Puteri ini berada di wilayah di mana saya tugas, mau nggak mau, saya ibarat "tuan rumah" yang harus menyambut dan mendampingi pejabat-pejabat teras itu.Â
Jadi, saya tahu bagaimana suasana pulau wisata eksklusif itu. Enak, mewah, dan fasilitasnya lengkap.Â
Di sini ada aquarium raksasa di bawah laut (semacam sea world). Kita bisa menyaksikan aneka ragam ikan laut, besar-besar pula. Lumayanlah, daripada lu manyun. Hehe...
Jembatan Cinta, Auto Instagramable
Seingat saya, sebelum tahun 2009 atau 2010 (saat awal-awal saya menjejakkan kaki saya di Kepulauan Seribu), yang namanya Jembatan Cinta di Kepulauan Seribu, tepatnya di Pulau Tidung, tidak dikenal sama sekali. Padahal sudah ada.
Memang di tahun-tahun itulah, Jembatan Cinta menjadi populer, booming dan seakan-akan sebagai "ikon" Kepulauan Seribu.Â
Bagi publik atau wisatawan, akhirnya, menganggap Kepulauan Seribu identik dengan Jembatan Cintanya. Rasa-rasanya tidak afdol, jika ke Kepulauan Seribu tidak mengunjungi Jembatan Cinta. Dan yang pasti, jangan lupa berswafoto. Kini, Jembatan Cinta sudah menjadi semacam lanskap yang auto instagramable.