BTP itu punya integritas, memiliki keberanian, cepat, dan tegas dalam mengambil keputusan, apa yang dipikirkan sesuai dengan yang diucapkannya, berpikiran maju dan di luar kebiasaan (out of the box), dan tidak korup.
Maka, sekali lagi, kalau ditanyakan, apakah BTP mampu sebagai komisaris utama Pertamina?
Komisaris utama itu tugas pokoknya adalah mengawasi direksi. Kalau soal itu, maka, BTP, insya Allah, mampu menjalankan tugasnya.
Komisaris utama, dalam bayangan saya, sederhananya, karena tugasnya mengawasi, yang penting adalah bagaimana mengambil keputusan, komunikasi efektif, dan menciptakan suasana harmonis antara komisaris dan direksi, demi kemajuan perusahaan.
Meminjam kata-kata Dahlan Iskan, bahwa "Orang berprestasi cenderung sukses ditempatkan di mana pun".
Makanya, Â yakin dan support saja, seperti juga Menteri BUMN Erick Thohir yang mengangkatnya, bahwa BTP adalah seorang yang berprestasi selama ini, dan akan sukses di mana pun ia ditempatkan.
Ia akan mampu mengurai benang kusut, memberi solusi, menjadi komisaris yang tidak saja harmonis, tapi juga humoris, demi kemajuan signifikan dan keluar dari keterpurukan Pertamina saat ini.
Yang pasti, ini adalah garis tangan, dan sekaligus terbilang prestasi Basuki Tjahaja Purnama. Ahok yang dulu adalah berbeda dengan BTP yang sekarang. Ahok itu sudah berubah menjadi BTP. Di tangan dan pundaknya, terletak maju dan tidaknya, terpuruk dan tidaknya Pertamina ke depan.
Ekspektasi publik pada BTP itu sangat besar. Ini adalah tantangan tersendiri bagi BTP. Semoga ia sukses mengemban tugas negara yang tidak ringan ini.
Mulai Senin (25/11/2019), BTP akan berkantor di Pertamina sebagai komisaris utama. Mengingatkan saja, kalau nanti, ke depan ada masalah di Pertamina, (buktikan saja) orang pertama yang menjadi sasaran tembak adalah Anda, BTP. Selamat bekerja, Pak BTP!