Dan itulah yang terjadi pada seorang Nila Djuwita F. Moeloek yang urung menjadi Menteri Kesehatan, setelah melalui proses pemanggilan oleh SBY.
Nila Djuwita F. Moeloek (di kemudian hari dan sampai hari ini, pada era Presiden Jokowi, akhirnya diangkat sebagai Menteri Kesehatan) tentu shock. bahkan, konon, sempat menitikkan air mata, menerima pembatalannya (lewat telepon) sebagai Menteri Kesehatan. Itu sekilas cerita proses pengangkatan menteri di zaman SBY.
Lain SBY, lain juga Jokowi. Jokowi seakan diam-diam, senyap, tanpa wara-wara sebelumnya, tahu-tahu sudah rampung susunan menteri-menteri yang akan duduk di kabinetnya. Tinggal diumumkan. Dilantik dan selesai.
Wajar publik penasaran. Menerka siapa saja menteri Jokowi di periode lima tahun kedua pemerintahannya.
Kenapa Menteri Agama dan Kementerian Agama?
Tulisan ini hanya menerka dan menebak sosok Menteri Agama (Menag). Anggap saja, tebak-tebak buah manggis. Karena masih rahasia tadi. Kira-kira siapa yang akan memimpin Kementerian Agama lima tahun ke depan, dan yang namanya sudah ada di genggaman tangan Jokowi itu?
Kementerian Agama adalah salah satu kementerian yang juga terbilang seksi, strategis, dan melulu jadi pusat perhatian masyarakat.
Oleh karena itu, dari sekian sosok dan kriteria yang kompeten, layak dan pantas memimpin Kementerian Agama ke depan, paling tidak, dua hal ini penting juga diperhatikan.
Pertama, karena Kementerian Agama dalam dua periode terakhir ini dipimpin oleh kader salah satu partai politik. Dan Kementerian Agama dalam dua periode itu sama-sama tersandung kasus korupsi yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagaimanapun, kalau tidak bisa dibilang gagal, kedua Menteri Agama ini, langsung atau tidak langsung, menambah citra kurang baik Kementerian Agama dalam pandangan publik.
Mendaku lahan subur pungli dan sarang korupsi sempat dialamatkan oleh publik terhadap Kementerian Agama. Padahal karena satu dua orang oknum yang melakukan korupsi. Ibarat kain putih, sedikit saja kena bercak noda, akibatnya menjadi fatal dan membuat citra buruk instansi secara keseluruhan.
Begitulah keberadaan Kementerian Agama. Kementerian yang mengurusi agama, dan bersinggungan dengan nilai-nilai moral. Logikanya, bagaimana mungkin kementerian yang urusannya berkaitan dengan agama dan moral, kok, justru melakukan perbuatan amoral, seperti kasus kejahatan korupsi.