Dengan asesmen ulang, kata Menag, akan diketahui apakah para pejabat sudah bekerja secara profesional ataukah tidak. Asesmen ini juga memperhatikan prestasi kerja, integritas, dan rekam jejak jabatan. "Asesmen ulang akan dilangsungkan tahun ini secara bertahap," tuturnya.Â
Menag menambahkan, asesmen akan dilakukan oleh lembaga psikologi terapan yang independen dan profesional. Prosesnya juga akan melibatkan tokoh nasional, tokoh agama, dan kalangan profesional yang kompeten dan teruji integritasnya. Hasil asesmen ini akan menjadi dasar mutasi, promosi, rotasi, bahkan demosi para pejabat eselon I, II, III, dan IV di Kementerian Agama. Itu langkah pertama.
Langkah kedua, membentuk Majelis Etik ASN Kementerian Agama. Majelis Etik ini akan diisi orang-orang atau pakar berintegritas dengan kompetensi dan profesionalitas tinggi. Majelis ini dibentuk untuk menegakkan etika ASN Kemenag. "Kami mengundang publik untuk memberi masukan atau mengusulkan nama-nama yang memiliki kualifikasi untuk bisa duduk di Majelis Etik ini", tegas Menag.Â
Salah satu tugas Majelis Etik, lanjutnya, sebagai saluran aduan masyarakat. Sehingga keluhan dan aduan masyarakat berkenaan dengan ASN Kemenag bisa segera ditindaklanjuti dan diselesaikan secara kelembagaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tidak hanya menjadi rumor. (Sumber)
Langkah bersih-bersih yang dilakukan Kemenag ini tentu perlu mendapat apresiasi. Tidak ada kata terlambat untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Tidak ada pula gading yang tak retak. Mawas diri dan membuktikan dengan kerja nyata adalah keniscayaan.
Waktunya bersih-bersih. Badai (lambat laun) pasti berlalu. Kapal harus terus melaju berpacu terpadu menuju terwujudnya Kemenag yang benar-benar bersih melayani. Langit belum akan runtuh. Matahari akan tetap terbit di ufuk timur. Semangat terus, Kemenag! []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H