ini adalah coretan saya perdana di kompasiana. karena saya sudah berniat untuk meniti karir menjadi seorang jurnalis sejati sampai mati. semoga saya bisa konsiten menulis setiap hari.
#
bicara soal Ahok. Saya pikir-pikir secara santai dan tenang, saya mau berpendapat dari lubuk hati yang terdalam. Saya tidak berpendapat dari sisi agama atau politik, karena saya tidak ahli—kurang berkompeten, istilah akademisi-- dalam keduanya. Walaupun begitu, saya tidak menutup diri untuk tetap mengkaji dan menikmati perkembangan mengenai agama atau politik yang saya yakini.
Saya dengan lantang menyakini bahwa saya memang Beragama Islam. namun saya tidak mau menggembar-gemborkan Islam saya. Karena Islam yang saya yakini-miliki-- adalah Islam yang damai, sejuk, membawa cinta-kasih sayang ke seluruh makhluk hidup di Bumi dan langit, dan mampu menghargai nilai-nilai kemanusiaan hingga menembus lintasan zaman bahkan sampai di masa depan yang gemilang.
Disini, Saya ingin berpendapat sesuai kapasitas saya sebagai peminat dunia jurnalistik yang masih amatiran.
Kalian tahu, bahwa masalah yang ada di suatu Negara bisa menjadi besar atau kecil hanya karena wartawan atau media massa yang membawa—meliput-- berita tersebut. Karena itu tak salah jika banyak orang menganggap wartawan adalah ratu dunia.
Memang hal tersebut patut dibenarkan karena sejarah telah menampakkan dan mengakui eksistensi wartawan sebagai ratu dunia yang tubuhnya penuh dengan tampilan seksi nan menggoda. Sehingga masyarakat terpikat oleh untaian kata yang mereka suguhkan. Dan disini saya juga tidak mau menghujat profesi wartawan atau journalis karena saya sadar, saya juga sedang sungguh-sungguh menggeluti profesionalisme di bidang ini.
Bahkan bisa jadi wartawan atau jurnalis adalah takdir yang menjadi jodohku dalam hidup di dunia fana ini hingga malaikat kematian menyapa saya dengan cinta menuju Surga-Nya. (Aamiin)
Kembali ke Ahok. Saya piker-piker lebih ringan dari pada sebelumnya--sambil nyantap makanan ringan biar pembaca juga tidak mabuk kepalang---bahwasanya Ahok akan menemui ajal yang tidak baik hanya karena kasus yang saat ini membelitnya.
Memang saya akui dia adalah sosok yang tegas, dan tidak keras. Namun yang harus disadari baginya sekarang adalah bagaimana sikap media saat ini dan bagaimana dia harus bersikap di media massa. Yang mana tak selamanya semua media akan memihak padanya. Apalagi di tengah pertarungan demi merengkuh kursi panas Gubernur DKI Jakarta.
Intinya dia harus waspada agar kakinya tidak tergelincir lagi sebagaimana mulutnya yang telah meroboh-kan separuh harga dirinya. Walaupun ia sudah mintaa maaf namun harga dirinya telah dihancurkan karena mulutnya yang menyerang dirinya sendiri.
Akhirnya saya tetap berharap bahwa pilkada serentak di Indonesia tahun ini bisa berjalan lancar, aman, dan damai sentosa. Terkhusus pilkada di DKI Jakarta tercinta.
Saya hanya mau mengakhiri tulisan awal saya di kompasiana ini dengan end-ing yang biasa-biasa saja. dan mengenai lanjutan dari judul yang saya pamerkan diatas adalah bahwa AHOK AKAN KALAH JIKA “MEDIA TIDAK LAGI BERPIHAK PADANYA”. (Kudus, 28/11/16)
Salam dari saya
Abdullah Muis
Pemuda Kudus Penyejuk Bangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H